tag:blogger.com,1999:blog-31144004718806533032023-11-15T08:46:53.542-08:00generasi biologiGenerasi Biologi-STAIN CRBhttp://www.blogger.com/profile/17956137205590496111noreply@blogger.comBlogger16125tag:blogger.com,1999:blog-3114400471880653303.post-92224806489987460412009-07-02T22:20:00.000-07:002009-07-02T22:22:42.926-07:00lumut keraklumut kerak<br /> <br />Anatomi Lumut Kerak <br /><br /> <br /> Anatomi Lumut Kerak Apabila kita sayat tipis tubuh lumut kerak, kemudian diamati di bawah mikroskop, maka akan terlihat adanya jalinan hifa/misellium jamur yang teratur dan dilapisan permukaan terdapat kelompok alga bersel satu, yang terdapat disela-sela jalinan hifa. Secara garis besar susunan tubuh lumut kerak dapat dibedakan menjadi 3 lapisan. <br /> <br /> <br /> <br /> <br /> 1. Lapisan Luar (korteks)<br />Lapisan ini tersusun atas sel-sel jamur yang rapat dan kuat, menjaga agar lumut kerak tetap dapat tumbuh.<br />2. Lapisan Gonidium<br />Merupakan lapisan yang mengandung ganggang yang menghasilkan makanan dengan dengan berfotosintesis.<br />3. Lapisan Empulur<br />Tersusun atas sel-sel jamur yang tidak rapat, berfungsi untuk menyimpan persediaan air dan tempat terjadinya perkembangbiakan. Pada kelompok lumut kerak berdaun (feliose) dan perdu (fruticose) memiliki korteks bawah yang susunannya sama dengan korteks atas, tetapi menghasilkan sel-sel tertentu untuk menempel pada substirat atau dikenal sebagai rizoid. <br /><br /><br /><br />lumut kerak <br /> <br />Morfologi Lumut Kerak <br /> <br /><br /> <br /> Pertumbuhan lumut kerak memperlihatkan beberapa macam bentuk morfologi yang berbeda, yang dikenal sebagai: <br />1. Foliose (bentuk daun)<br />Thallusnya berbentuk lembaran dan mudah dipisahkan dari substratnya. Membentuk bercak pada batu, dinding dan kulit kayu pohon tropika. Permukaan bawah melekat pada substrat dan permukaan atas merupakan tempat fotosintesis. Jenis ini tumbuh dengan garis tengah mencapai 15-40 cm pada lingkungan yang menguntungkan. <br />2. Crustose<br />Bentuknya datar seperti kerak. Tumbuh pada kulit batang pohon. Berbentuk seperti coret-coret kecil dan pada batang kayu yang sudah mati. <br />3. Squamulose<br />Campuran bentuk kerak dan daun. <br />4. Fruticose<br />Thallus tegak mirip perdu. Tumbuh menempel pada substrat oleh satu atau lebih akar. Beberapa jenis dari lumut ini mempunyai kandungan antibiotik dan anti kanker. Hidup bergelantungan di udara, menempel pada pohon-pohon di pegunungan.<br /> <br />5. Lumut Kerak Berfilamen<br />Lumut ini tampak seperti kapas wol. Tumbuh pada kulit kayu pohon dan perdu, berwarna jingga kekuningan atau hijau cerah.<br /><br /> <br /><br /><br /><br /><br /><br />Peran Lumut Kerak bagi manusia <br /> Lumut kerak mampu hidup pada daerah bebatuan dan mampu merubah area tandus berbatu menjadi tempat yang digunakan <br />untuk tumbuh-tumbuhan lain.<br />Peran lumut kerak bagi manusia:<br />1. Sebagai tumbuhan perintis <br />2. Membantu siklus nitrogen <br />3. Sebagai indikator lingkungan <br />4. Peranan lain dari lumut kerak <br />Peranan lain dari lumut kerak adalah: <br />• Jenis ustenea dasypoga dan usnea miseminensis dapat dijadikan obat karena mengandung antikanker. <br />• Jenis Roccella tinctoria digunakan sebagai bahan dasar lakmus. <br />• Selain peran menguntungkan, ternyata lumut kerak juga dapat meruginan karena mampu merusak batuan pada peninggalan sejarah seperti candi Borobudur dan candi-candi lainnya. <br />Walaupun lumut kerak mampu hidup pada lingkungan ekstrim, tetapi lumut kerak sangat peka terhadap polusi. Oleh sebab itu lumut kerak dapat dijadikan indikator pencemaran udara, darat, hujan asam, logam berat, kebocoran radioaktif dan radiasi sinar. Ultra violet sebagai akibat penurunan ozon. Lumut kerak sangat peka terhadap pencemaranpaling rendah sekalipun. Jika pada suatu daerah tidak terdapat lumut kerak, memberikan petunjuk bahwa daerah itu telah terkena pencemaran. <br />Beberapa lumut kerak yang mengandung ganggang cyanophyta (cynobacterium) yang tumbuh tersebar di hutan tropika mampu hidup pada intensitas cahaya yang rendah dan yang lebih penting mereka dapat menggunakan nitrogen bebas (gas nitrogen) menjadi nitrogen organik (asam amino dan protein). Jadi lumut kerak cynobacterium dalam ekosistem membantu daur nitrogen yang berperan dalam persediaan pupuk alami pada ekosistem dasar hutan hujan. <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Contoh-contoh lumut kerak <br /> Secara struktural, tubuh tumbuhan sama dengan tubuh hewan, yaitu tersusun oleh berbagai jaringan dan organ yang saling mendukung untuk melangsungkan fungsi dan aktivitas hidup. <br />Apakah jaringan itu ? Jaringan yaitu sekumpulan sel yang mempunyai bentuk, fungsi, dan sifat-sifat yang sama. Jaringan-jaringan akan menyusun diri menjadi suatu pola yang jelas di seluruh bagian tumbuhan. Misalnya jaringan-jaringan yang berfungsi dalam pengangkutan air dan makanan akan membentuk suatu sistem pembuluh pengangkutan. Jaringan-jaringan tersebut akan menyusun organ tumbuhan yaitu organ akar, organ batang maupun daun. <br />lumut kerak <br /> <br />Lumut Kerak <br /> <br />Simbiosis mutualisme adalah hubungan antar organisme yang saling menguntungkan. Jamur pada lumut kerak berfungsi sebagai pelindung dan penyerap air serta mineral. Ganggang yang hidup di antara miselium jamur berfungsi menyediakan makan melalui fotosintesis.<br /><br /><br /><br /><br /><br /> Lumut kerak adalah organisme hasil<br />Simbiosis Mutualisma<br />Jamur pada lumut kerak tidak dapat hidup sendiri di alam. Bagaimana simbiosis jamur dan alga ini hidup di tempat ekstrim yang mahluk hidup lain tidak mampu hidup, bahkan jamur dan ganggang tersebut hidup terpisah? Lumut kerak mampu hidup subur pada suhu dan kelembaban yang ekstrim seperti gurun dan kutub. Populasinya tersebar luas di seluruh dunia dan tumbuh di Indonesia lebih dari 1000 species yang diketahui dari - 2500 species yang ada.<br />lumut kerak <br /> <br />Reproduksi Lumut Kerak <br /> <br />Xanthoparmelia cf. lavicola, a foliose lichen, on basalt.<br /> <br />Usnea australis, a fruticose form, growing on a tree branch<br /> <br />Map lichen (Rhizocarpon geographicum) on rock<br /> <br />The cyanobacterium Hyella caespitosa with fungal hyphae in the lichen Pyrenocollema halodytes<br /> <br />Physcia millegrana (a foliose lichen), with an unlichenized polypore fungus (bottom right), on a fallen log.<br /> <br />Reindeer moss (Cladonia rangiferina)<br /> <br />Hypogymnia cf. tubulosa with Bryoria sp. and Tuckermannopsis sp. in the Canadian Rockies<br /> <br />Crustose lichens on limestone in Alta Murgia-Southern Italy<br /> <br />Cladonia cf. cristatella, a lichen commonly referred to as 'British Soldiers'. Notice the red tips.<br /> <br />Foliose lichens on rock growing outward and dying in the center. These lichens are at least several decades old.<br /> <br />Letharia sp. with Bryoria sp. on pine branches near Blackpine Lake, Washington<br /> <br />Xanthoria sp. lichen on volcanic rock in Craters of the Moon National Monument (Idaho, USA)<br /> <br />Lecanora cf. muralis lichen on the banks of the Bega canal in Timisoara<br /> <br />Tree covered with Yellow Lichen before and after treatment<br /> <br />Caloplaca marina, a marine lichen<br /><br /> Reproduksi Lumut Kerak Perkembangbiakan lumut kerak dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu vegetatif dan generatif. <br />1. Reproduksi Vegetatif<br />Dilakukan dengan cara fragmentasi soredium. Jika Soredium terlepas, kemudian terbawa angin atau air dan tumbuh di tempat lain. <br />2. Reproduksi Genetatif<br />Reproduksi Generatif spora yang dihasilkan oleh askokarp atau basidiokarp, sesuai dengan jenis jamurnya. Spora dapat tumbuh menjadi lumut kerak baru jika bertemu dengan jenis alga yang sesuai. Sel-sel alga tidak dapat melakukan perkembangbiakan dengan meninggalkan induknya, melainkan hanya dapat berbiak dengan membelah diri dalam tubuh lumut kerak. <br />Soredium adalah Sekelompok jalinan hifa yang menyelubungi sel- sel alga.<br />Fragmentasi adalah terlepasnya bagian tubuh untuk menjadi organisme baru.Generasi Biologi-STAIN CRBhttp://www.blogger.com/profile/17956137205590496111noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3114400471880653303.post-50459513927848139232009-06-30T21:20:00.000-07:002009-06-30T21:21:02.059-07:00ANAK CERDAS DAN KREATIF BERKAT ALUNAN MUSIKANAK CERDAS DAN KREATIF BERKAT ALUNAN MUSIK Musik tidak cuma merupakan materi hiburan yang memanjakan telinga. Alunan suara yang berirama ini bisa dimanfaatkan untuk merangsang janin agar kelak menjadi anak cerdas dan kreatif. Bahkan musik bisa dipakai untuk memutar janin sungsang kembali ke posisi normal. Sumber : Majalah Intisari Dibandingkan dengan kemampuan rata-rata anak seusianya, anak dari Ny. Ir. Catharina (30) jauh lebih baik. Ketika berusia dua bulan, anaknya sudah bisa tertawa terbahak-bahak. Di usia 3,5 bulan, sudah bisa melepas kacamata kakeknya. Bahkan, ketika umurnya menginjak empat bulan, sudah bisa bersalaman. Semua itu bukan tanpa sebab. Ketika hamil, Ny. Catharina ingat cerita orang tuanya bahwa musik klasik karya Wolfgang Amadeus Mozart bisa membuat perkembangan otak belahan kanan janin dalam kandungan menjadi lebih baik sehingga meningkatkan kemampuan afektif si anak. Dari situlah ia lalu berusaha untuk selalu mendengarkan musik klasik. Dalam perjalanan ke kantornya, musik yang buat banyak orang terasa berat itu terus mengalun dari kaset di dalam mobilnya. Baginya mendengarkan musik klasik bukanlah kegiatan aneh apalagi membosankan karena kebetulan ia pencinta musik klasik. Ia justru terhibur di tengah-tengah kemacetan lalu lintas ibukota. Kedua belahan otak harus imbang<br />Mendengarkan musik klasik sebenarnya merupakan bagian dari beberapa stimulasi yang biasanya diberikan oleh ibu hamil kepada janin di dalam kandungannya. Demikian kata Prof. Dr. Utami Munandar dalam seminar "Pengaruh Mendengarkan Musik Klasik terhadap Janin dan Kehamilan", di Jakarta, November silam. Menurut guru besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia itu, stimulasi tersebut meliputi stimulasi fisik-motorik dengan "mengelus-elus" jabang bayi melalui kulit perut sang ibu, stimulasi kognitif dengan berbicara dan bercerita kepada janin, dan stimulasi afektif dengan menyentuh perasaan bayi. Makin sering dan teratur perangsangan diberikan, makin efektif pengaruhnya. Pada janin, musik akan merangsang perkembangan sel-sel otak. Perangsangan ini sangat penting karena masa tumbuh kembang otak yang paling pesat terjadi sejak awal kehamilan hingga bayi berusia tiga tahun. Namun, menurut dr. Jimmy Passat, ahli saraf dari FKUI-RSCM, dan Isye Widodo, S.Psi, koordinator Parent Education Program RSAB Harapan Kita, Jakarta, intervensi ini haruslah seimbang. Orang tua sebaiknya tidak hanya menstimulasi kemampuan otak kiri, tetapi juga otak kanannya. Oleh para pakar, organ pengontrol pikiran, ucapan, dan emosi ini memang dibedakan atas dua belahan, kiri dan kanan, dengan fungsi berbeda. Otak kanan berkaitan dengan perkembangan artistik dan kreatif, perasaan, gaya bahasa, irama musik, imajinasi, lamunan, warna, pengenalan diri dan orang lain, sosialisasi, serta pengembangan kepribadian. Sementara otak kiri merupakan tempat untuk melakukan fungsi akademik seperti baca-tulis-hitung, daya ingat (nama, waktu, dan peristiwa), logika, dan analisis. Oleh karena itu, bila stimulasi dilakukan secara seimbang, diharapkan anak yang dilahirkan kelak tidak cuma memiliki kemampuan akademik yang baik tetapi juga kreatif. Kalau dia pintar matematika, dia juga mampu berbahasa, menulis, dan mengarang dengan baik. Sementara itu bagi ibu hamil, musik - terutama yang klasik - bisa membebaskannya dari stres akibat kehamilan. Ini sangat baik sebab, menurut dr. Suharwan Hadisudarmo Sp.OG. MMR, stres yang tidak dikelola dengan baik, akan berdampak buruk bagi ibu yang bersangkutan dan perkembangan janin di rahimnya. Stres pada wanita hamil akan meningkatkan kadar renin angiotensin, yang memang sudah meningkat pada wanita hamil sehingga akan mengurangi sirkulasi rahim-plasenta-janin. Penurunan sirkulasi ini menyebabkan pasokan nutrisi dan oksigen kepada janin berkurang. Perkembangan janin pun terhambat. Hambatan macam ini bisa dihilangkan atau dikurangi bila si ibu mendengarkan musik klasik, terutama karya Mozart. Memang, tidak setiapibu hamil menyukai musik klasik. Namun, kalau didengarkan secara berulang-ulang hingga hafal, akan terasa letak indahnya musik klasik ini. Keindahan dan ketenangan inilah yang membuat musik klasik itu istimewa. Cukup 30 menit sehari<br />Mungkin semua jenis musik, dari yang tradisional hingga modern, bisa pula dimanfaatkan untuk hal yang sama. Namun, hingga saat ini yang sudah diteliti dan menunjukkan hasil positif baru musik klasik, terutama karya Mozart. Jenis musik ini terbukti efektif dalam menstimulasi perkembangan otak belahan kanan dari janin. Menurut Suzuki (1987), seperti dikutip Utami, bila anak dibesarkan dalam suasana musik Mozart sejak dini, jiwa Mozart yang penuh kasih sayang akan tumbuh juga dalam dirinya. Mendengar alunan musik yang tenang, jantung si janin berdenyut dengan tenang pula. Bahkan, setelah dilahirkan mendengarkan musik klasik juga memberi pengaruh baik bagi si bayi. Sekadar contoh, seperti diberikan Utami, seorang bayi berusia tiga bulan, yang sejak lahir sering diputarkan musik klasik, mampu menggerakkan badannya sesuai dengan iramanya. Jika irama makin cepat menuju klimaks, gerakan bayi lebih cepat dan aktif, dan ketika musik berhenti dia menunjukkan ketidaksenangan. Sementara untuk merangsang belahan otak kiri yang bertanggung jawab terhadap kemampuan akademik, tambah Isye, musik dengan syair yang mendidik terbukti memberi pengaruh baik. "Saya menggunakan lagu-lagu anak-anak Indonesia. Itu merupakan eksperimen saya sendiri. Nah, intervensi yang saya gunakan selama ini ternyata ada gunanya. Bayi yang dilahirkan, ketika berusia dua tahun ternyata memiliki kemampuan komunikasi pasif dan aktif seperti anak usia empat tahun. Contoh lainnya, bayi berusia tiga bulan umumnya belum ada tanda-tanda mengeluarkan kata-kata ''a-e-o''. Tapi bayi yang, ketika masih dalam kandungan, mendapat terapi musik sudah bisa mengeluarkan kata-kata itu, kemampuan berbahasanya lebih cepat," ungkapnya. Isye juga menyatakan, lagu anak-anak yang dipilih untuk terapi cukup dua tiga lagu. Musik bersyair itu misalnya lagu anak-anak ciptaan Ibu Sud atau Ibu Kasur. Menurut dia, Pelangi-Pelangi merupakan lagu paling disukai. "Pada akhir lagu itu ''kan ada syair ''... ciptaan Tuhan''. Jadi sejak janin, calon anak ini sudah mengenal kata Tuhan," jelasnya. Stimulasi perkembangan otak janin ini bisa dilakukan sejak usia kehamilan 18 - 20 minggu. Menurut Harold I. Kaplan, Benjamin J. Sadock, dan Jack A. Grebb, pada usia itu janin sudah dapat mendengar. Dia juga sudah bisa bereaksi terhadap suara dengan memberi respons berupa kontraksi otot, pergerakan, dan perubahan denyut jantung. Bahkan, pada usia itu perkembangan mental emosional janin sudah dapat dipengaruhi musik. Mendengarkannya bisa dilakukan di mana saja. Namun, untuk tujuan terapi sebaiknya dilakukan di tempat khusus untuk terapi dan dipandu oleh pakarnya. "Di tempat terapi ini akan tercipta suasana kebersamaan. Dengan kebersamaan itu, mereka bisa bertukar pengalaman dan sebagainya, sehingga saat menghadapi persalinan persiapan mental mereka sudah bagus dan rasa percaya dirinya juga bagus," jelas Isye. Di samping itu ibu hamil dianjurkan pula mendengarkan musik di rumah secara teratur. Dalam melakukan terapi musik, ibu hamil mesti melalui tahapan relaksasi fisik dan mental sebelum memasuki tahapan stimulasi terhadap janin. "Untuk mencapai rileks fisik saya memberikan relaksasi progresif di mana ibu-ibu mengendurkan dan mengencangkan otot-ototnya, mengatur pernapasan dan sebagainya. Setelah secara fisik rileks, baru memasuki relaksasi mental. Dalam relaksasi mental, saya mengucapkan kata-kata yang bersifat sugesti dan menguatkan. Jadi secara fisik mereka rileks, dan saya membawa mereka ke dalam suasana di mana mereka bisa melupakan semua konflik yang mereka rasakan sebelumnya. Mereka hanya berkonsentrasi untuk terapi. Pada saat diberi instruksi-instruksi untuk relaksasi, diperdengarkan alunan musik yang bisa membangkitkan perasaan rileks. SetelaGenerasi Biologi-STAIN CRBhttp://www.blogger.com/profile/17956137205590496111noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3114400471880653303.post-31197482005909401972009-06-30T21:13:00.000-07:002009-06-30T21:20:06.440-07:00Model-Model Pembelajaran yang Bermanfaatmerupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket pro dan kontra. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari empat orang. Di dalam kelompoknya, siswa (dua orang mengambil posisi pro dan dua orang lainnya dalam posisi kontra) melakukan perdebatan tentang topik yang ditugaskan. Laporan masing-masing kelompok yang menyangkut kedua posisi pro dan kontra diberikan kepada guru.<br /><br />Selanjutnya guru dapat mengevaluasi setiap siswa tentang penguasaan materi yang meliputi kedua posisi tersebut dan mengevaluasi seberapa efektif siswa terlibat dalam prosedur debat.<br />Pada dasarnya, agar semua model berhasil seperti yang diharapkan pembelajaran kooperatif, setiap model harus melibatkan materi ajar yang memungkinkan siswa saling membantu dan mendukung ketika mereka belajar materi dan bekerja saling tergantung (interdependen) untuk menyelesaikan tugas. Ketrampilan sosial yang dibutuhkan dalam usaha berkolaborasi harus dipandang penting dalam keberhasilan menyelesaikan tugas kelompok. Ketrampilan ini dapat diajarkan kepada siswa dan peran siswa dapat ditentukan untuk memfasilitasi proses kelompok. Peran tersebut mungkin bermacam-macam menurut tugas, misalnya, peran pencatat (recorder), pembuat kesimpulan (summarizer), pengatur materi (material manager), atau fasilitator dan peran guru bisa sebagai pemonitor proses belajar.<br />Metode Role Playing<br /><br />Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan. Kelebihan metode Role Playing:<br /><br />Melibatkan seluruh siswa dapat berpartisipasi mempunyai kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam bekerjasama.<br /><br /> 1. Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.<br /> 2. Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan waktu yang berbeda.<br /> 3. Guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada waktu melakukan permainan.<br /> 4. Permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak.<br /><br />Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)<br /><br />Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.<br />Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah.<br /><br />Adapun keunggulan metode problem solving sebagai berikut:<br /><br /> 1. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.<br /> 2. Berpikir dan bertindak kreatif.<br /> 3. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis<br /> 4. Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.<br /> 5. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.<br /> 6. Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.<br /> 7. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.<br /><br />Kelemahan metode problem solving sebagai berikut:<br /><br /> 1. Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut.<br /> 2. Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.<br /><br />Pembelajaran Berdasarkan Masalah<br /><br />Problem Based Instruction (PBI) memusatkan pada masalah kehidupannya yang bermakna bagi siswa, peran guru menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog.<br /><br />Langkah-langkah:<br /><br /> 1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.<br /> 2. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)<br /> 3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.<br /> 4. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.<br /> 5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.<br /><br />Kelebihan:<br /><br /> 1. Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar diserapnya dengan baik.<br /> 2. Dilatih untuk dapat bekerjasama dengan siswa lain.<br /> 3. Dapat memperoleh dari berbagai sumber.<br /><br />Kekurangan:<br /><br /> 1. Untuk siswa yang malas tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai.<br /> 2. Membutuhkan banyak waktu dan dana.<br /> 3. Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini<br /><br />Cooperative Script<br /><br />Skrip kooperatif adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.<br /><br />Langkah-langkah:<br /><br /> 1. Guru membagi siswa untuk berpasangan.<br /> 2. Guru membagikan wacana / materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.<br /> 3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.<br /> 4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar menyimak / mengoreksi / menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat / menghapal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.<br /> 5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya, serta lakukan seperti di atas.<br /> 6. Kesimpulan guru.<br /> 7. Penutup.<br /><br />Kelebihan:<br /><br /> * Melatih pendengaran, ketelitian / kecermatan.<br /> * Setiap siswa mendapat peran.<br /> * Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.<br /><br />Kekurangan:<br /><br /> * Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu<br /> * Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya sebatas pada dua orang tersebut).<br /><br />Picture and Picture<br /><br />Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis.<br /><br />Langkah-langkah:<br />1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.<br />2. Menyajikan materi sebagai pengantar.<br />3. Guru menunjukkan / memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.<br />4. Guru menunjuk / memanggil siswa secara bergantian memasang / mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.<br />5. Guru menanyakan alas an / dasar pemikiran urutan gambar tersebut.<br />6. Dari alasan / urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep / materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.<br />7. Kesimpulan / rangkuman.<br /><br />Kebaikan:<br />1. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.<br />2. Melatih berpikir logis dan sistematis.<br /><br />Kekurangan:Memakan banyak waktu. Banyak siswa yang pasif.<br />Numbered Heads Together<br /><br />Numbered Heads Together adalah suatu metode belajar dimana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa.<br />Langkah-langkah:<br /><br /> 1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.<br /> 2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.<br /> 3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya.<br /> 4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka.<br /> 5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.<br /> 6. Kesimpulan.<br /><br />Kelebihan:<br /><br /> * Setiap siswa menjadi siap semua.<br /> * Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.<br /> * Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.<br /><br />Kelemahan:<br /><br /> * Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.<br /> * Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru<br /><br />Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)<br /><br />Metode investigasi kelompok sering dipandang sebagai metode yang paling kompleks dan paling sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif. Metode ini melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process skills). Para guru yang menggunakan metode investigasi kelompok umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 hingga 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen. Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu. Para siswa memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan. Adapun deskripsi mengenai langkah-langkah metode investigasi kelompok dapat dikemukakan sebagai berikut:<br /><br />a. Seleksi topik<br />Parasiswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum yang biasanya digambarkan lebih dahulu oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan akademik.<br /><br />b. Merencanakan kerjasama<br />Parasiswa beserta guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih dari langkah a) di atas.<br /><br />c. Implementasi<br />Parasiswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah b). Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan ketrampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.<br /><br />d. Analisis dan sintesis<br />Parasiswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada langkah c) dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.<br /><br />e. Penyajian hasil akhir<br />Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.<br /><br />f. Evaluasi<br />Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.<br />Metode Jigsaw<br /><br />Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota bertanggungjawab terhadap penguasaan setiap komponen/subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggungjawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri dari yang terdiri dari dua atau tiga orang.<br /><br />Siswa-siswa ini bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam: a) belajar dan menjadi ahli dalam subtopik bagiannya; b) merencanakan bagaimana mengajarkan subtopik bagiannya kepada anggota kelompoknya semula. Setelah itu siswa tersebut kembali lagi ke kelompok masing-masing sebagai “ahli” dalam subtopiknya dan mengajarkan informasi penting dalam subtopik tersebut kepada temannya. Ahli dalam subtopik lainnya juga bertindak serupa. Sehingga seluruh siswa bertanggung jawab untuk menunjukkan penguasaannya terhadap seluruh materi yang ditugaskan oleh guru. Dengan demikian, setiap siswa dalam kelompok harus menguasai topik secara keseluruhan.<br />Metode Team Games Tournament (TGT)<br /><br />Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement.<br />Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.<br />Ada5 komponen utama dalam komponen utama dalam TGT yaitu:<br /><br />1. Penyajian kelas<br />Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok.<br /><br />2. Kelompok (team)<br />Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.<br /><br />3. Game<br />Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.<br /><br />4. Turnamen<br />Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.<br /><br />5. Team recognize (penghargaan kelompok)<br />Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Team mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 45 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 40-45 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 30-40<br />Model Student Teams – Achievement Divisions (STAD)<br /><br />Siswa dikelompokkan secara heterogen kemudian siswa yang pandai menjelaskan anggota lain sampai mengerti.<br />Langkah-langkah:<br /><br /> 1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll.).<br /> 2. Guru menyajikan pelajaran.<br /> 3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggota yang tahu menjelaskan kepada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.<br /> 4. Guru memberi kuis / pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu.<br /> 5. Memberi evaluasi.<br /> 6. Penutup.<br /><br />Kelebihan:<br />1. Seluruh siswa menjadi lebih siap.<br />2. Melatih kerjasama dengan baik.<br /><br />Kekurangan:<br />1. Anggota kelompok semua mengalami kesulitan.<br />2. Membedakan siswa.<br />Model Examples Non Examples<br /><br />Examples Non Examples adalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh dapat dari kasus / gambar yang relevan dengan KD.<br />Langkah-langkah:<br /><br /> 1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.<br /> 2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP.<br /> 3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan / menganalisa gambar.<br /> 4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas.<br /> 5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.<br /> 6. Mulai dari komentar / hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.<br /> 7. KKesimpulan.<br /><br />Kebaikan:<br />1. Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar.<br />2. Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.<br />3. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.<br /><br />Kekurangan:<br />1. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.<br />2. Memakan waktu yang lama.<br />Model Lesson Study<br /><br />Lesson Study adalah suatu metode yang dikembankan di Jepang yang dalam bahasa Jepangnyadisebut Jugyokenkyuu. Istilah lesson study sendiri diciptakan oleh Makoto Yoshida.<br />Lesson Study merupakan suatu proses dalam mengembangkan profesionalitas guru-guru di Jepang dengan jalan menyelidiki/ menguji praktik mengajar mereka agar menjadi lebih efektif.<br />Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:<br /><br />1. Sejumlah guru bekerjasama dalam suatu kelompok. Kerjasama ini meliputi:<br /><br />a. Perencanaan.<br /><br />b. Praktek mengajar.<br /><br />c. Observasi.<br /><br />d. Refleksi/ kritikan terhadap pembelajaran.<br /><br />2. Salah satu guru dalam kelompok tersebut melakukan tahap perencanaan yaitu membuat rencana pembelajaran yang matang dilengkapi dengan dasar-dasar teori yang menunjang.<br /><br />3. Guru yang telah membuat rencana pembelajaran pada (2) kemudian mengajar di kelas sesungguhnya. Berarti tahap praktek mengajar terlaksana.<br /><br />4. Guru-guru lain dalam kelompok tersebut mengamati proses pembelajaran sambil mencocokkan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Berarti tahap observasi terlalui.<br /><br />5. Semua guru dalam kelompok termasuk guru yang telah mengajar kemudian bersama-sama mendiskusikan pengamatan mereka terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Tahap ini merupakan tahap refleksi. Dalam tahap ini juga didiskusikan langkah-langkah perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.<br /><br />6. Hasil pada (5) selanjutnya diimplementasikan pada kelas/ pembelajaran berikutnya dan seterusnya kembali ke (2).<br /><br />Adapun kelebihan metode lesson study sebagai berikut:<br /><br />- Dapat diterapkan di setiap bidang mulai seni, bahasa, sampai matematika dan olahraga dan pada setiap tingkatan kelas.<br /><br />- Dapat dilaksanakan antar/ lintas sekolah.<br /><br />http://gurupkn.wordpress.com/category/pembelajaran/model-model/page/3/<br />Model Pembelajaran ARIAS<br /><br />Abstrak. Model pembelajaran ARIAS dikembangkan sebagai salah satu alternatif yang dapat digunakan oleh guru sebagai dasar melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik. Model pembelajaran ARIAS berisi lima komponen yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran yaitu assurance, relevance, interest, assessment, dan satisfaction yang dikembangkan berdasarkan teori-teori belajar.<br /><br />Model ini sudah dicobakan di dua sekolah yang berbeda yaitu salah satu SD negeri di Kota Palembang (percobaan pertama) dan satu SD negeri di Sekayu, Kabupaten Musi Banyu Asin (percobaan kedua). Hasil percobaan di lapangan menunjukkan bahwa model pembelajaran ARIAS memberi pengaruh yang positif terhadap motivasi berprestasi dan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil percobaan tersebut model pembelajaran ARIAS dapat digunakan oleh para guru sebagai dasar melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam usaha meningkatkan motivasi berprestasi dan hasil belajar siswa.<br /><br />Kata kunci: motivasi berprestasi, hasil belajar siswa, ARIAS, kegiatan pembelajaran<br /><br />1. Pendahuluan<br /><br />Salah satu masalah dalam pembelajaran di sekolah adalah rendahnya hasil belajar siswa. Suatu tes terhadap sejumlah siswa SD dari berbagai kabupaten dan propinsi menunjukkan hasil belajar siswa sangat rendah (Lastri 1993:12). Nilai Ebtanas siswa SD dalam kurun waktu lima tahun terakhir (1993/1994 sampai dengan 1997/1998) menunjukkan hasil belajar yang kurang menggembirakan (Depdikbud, 1998).<br /><br />Hasil belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor dari dalam (internal) maupun faktor dari luar (eksternal). Menurut Suryabrata (1982: 27) yang termasuk faktor internal adalah faktor fisiologis dan psikologis (misalnya kecerdasan motivasi berprestasi dan kemampuan kognitif), sedangkan yang termasuk faktor eksternal adalah faktor lingkungan dan instrumental (misalnya guru, kurikulum, dan model pembelajaran). Bloom (1982: 11) mengemukakan tiga faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu kemampuan kognitif, motivasi berprestasi dan kualitas pembelajaran. Kualitas pembelajaran adalah kualitas kegiatan pembelajaran yang dilakukan dan ini menyangkut model pembelajaran yang digunakan.<br /><br />Sering ditemukan di lapangan bahwa guru menguasai materi suatu subjek dengan baik tetapi tidak dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik. Hal itu terjadi karena kegiatan tersebut tidak didasarkan pada model pembelajaran tertentu sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa rendah. Timbul pertanyaan apakah mungkin dikembangkan suatu model pembelajaran yang sederhana, sistematik, bermakna dan dapat digunakan oleh para guru sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik sehingga dapat membantu meningkatkan motivasi berprestasi dan hasil belajar. Berkenaan dengan hal itu, maka dengan memperhatikan berbagai konsep dan teori belajar dikembangkanlah suatu model pembelajaran yang disebut dengan model pembelajaran ARIAS. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh model pembelajaran ARIAS terhadap motivasi berprestasi dan hasil belajar siswa, telah dicobakan pada sejumlah siswa di dua sekolah yang berbeda. Hasil percobaan di lapangan menunjukkan bahwa model pembelajaran ARIAS memberi pengaruh yang positif terhadap motivasi berprestasi dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, model pembelajaran ARIAS ini dapat digunakan oleh para guru sebagai dasar melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik, dan sebagai suatu alternatif dalam usaha meningkatkan motivasi berprestasi dan hasil belajar siswa. Tujuan percobaan lapangan ini untuk mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajaran ARIAS terhadap motivasi berprestasi dan hasil belajar.<br /><br />2. Kajian Teori dan Pembahasan<br /><br />2.1 Model Pembelajaran ARIAS<br /><br />Model pembelajaran ARIAS merupakan modifikasi dari model ARCS. Model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction), dikembangkan oleh Keller dan Kopp (1987: 2-9) sebagai jawaban pertanyaan bagaimana merancang pembelajaran yang dapat mempengaruhi motivasi berprestasi dan hasil belajar. Model pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan teori nilai harapan (expectancy value theory) yang mengandung dua komponen yaitu nilai (value) dari tujuan yang akan dicapai dan harapan (expectancy) agar berhasil mencapai tujuan itu. Dari dua komponen tersebut oleh Keller dikembangkan menjadi empat komponen. Keempat komponen model pembelajaran itu adalah attention, relevance, confidence dan satisfaction dengan akronim ARCS (Keller dan Kopp, 1987: 289-319).<br /><br />Model pembelajaran ini menarik karena dikembangkan atas dasar teori-teori belajar dan pengalaman nyata para instruktur (Bohlin, 1987: 11-14). Namun demikian, pada model pembelajaran ini tidak ada evaluasi (assessment), padahal evaluasi merupakan komponen yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan pembelajaran. Evaluasi yang dilaksanakan tidak hanya pada akhir kegiatan pembelajaran tetapi perlu dilaksanakan selama proses kegiatan berlangsung. Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui sampai sejauh mana kemajuan yang dicapai atau hasil belajar yang diperoleh siswa (DeCecco, 1968: 610). Evaluasi yang dilaksanakan selama proses pembelajaran menurut Saunders et al. seperti yang dikutip Beard dan Senior (1980: 72) dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Mengingat pentingnya evaluasi, maka model pembelajaran ini dimodifikasi dengan menambahkan komponen evaluasi pada model pembelajaran tersebut.<br /><br />Dengan modifikasi tersebut, model pembelajaran yang digunakan mengandung lima komponen yaitu: attention (minat/perhatian); relevance (relevansi); confidence (percaya/yakin); satisfaction (kepuasan/bangga), dan assessment (evaluasi). Modifikasi juga dilakukan dengan penggantian nama confidence menjadi assurance, dan attention menjadi interest. Penggantian nama confidence (percaya diri) menjadi assurance, karena kata assurance sinonim dengan kata self-confidence (Morris, 1981: 80). Dalam kegiatan pembelajaran guru tidak hanya percaya bahwa siswa akan mampu dan berhasil, melainkan juga sangat penting menanamkan rasa percaya diri siswa bahwa mereka merasa mampu dan dapat berhasil. Demikian juga penggantian kata attention menjadi interest, karena pada kata interest (minat) sudah terkandung pengertian attention (perhatian). Dengan kata interest tidak hanya sekedar menarik minat/perhatian siswa pada awal kegiatan melainkan tetap memelihara minat/perhatian tersebut selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Untuk memperoleh akronim yang lebih baik dan lebih bermakna maka urutannya pun dimodifikasi menjadi assurance, relevance, interest, assessment dan satisfaction. Makna dari modifikasi ini adalah usaha pertama dalam kegiatan pembelajaran untuk menanamkan rasa yakin/percaya pada siswa. Kegiatan pembelajaran ada relevansinya dengan kehidupan siswa, berusaha menarik dan memelihara minat/perhatian siswa. Kemudian diadakan evaluasi dan menumbuhkan rasa bangga pada siswa dengan memberikan penguatan (reinforcement). Dengan mengambil huruf awal dari masing-masing komponen menghasilkan kata ARIAS sebagai akronim. Oleh karena itu, model pembelajaran yang sudah dimodifikasi ini disebut model pembelajaran ARIAS.<br /><br />2.2 Komponen Model Pembelajaran ARIAS<br /><br />Seperti yang telah dikemukakan model pembelajaran ARIAS terdiri dari lima komponen (assurance, relevance, interest, assessment, dan satisfaction) yang disusun berdasarkan teori belajar. Kelima komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Deskripsi singkat masing-masing komponen dan beberapa contoh yang dapat dilakukan untuk membangkitkan dan meningkatkannya kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut.<br /><br />Komponen pertama model pembelajaran ARIAS adalah assurance (percaya diri), yaitu berhubungan dengan sikap percaya, yakin akan berhasil atau yang berhubungan dengan harapan untuk berhasil (Keller, 1987: 2-9). Menurut Bandura seperti dikutip oleh Gagne dan Driscoll (1988: 70) seseorang yang memiliki sikap percaya diri tinggi cenderung akan berhasil bagaimana pun kemampuan yang ia miliki. Sikap di mana seseorang merasa yakin, percaya dapat berhasil mencapai sesuatu akan mempengaruhi mereka bertingkah laku untuk mencapai keberhasilan tersebut. Sikap ini mempengaruhi kinerja aktual seseorang, sehingga perbedaan dalam sikap ini menimbulkan perbedaan dalam kinerja. Sikap percaya, yakin atau harapan akan berhasil mendorong individu bertingkah laku untuk mencapai suatu keberhasilan (Petri, 1986: 218). Siswa yang memiliki sikap percaya diri memiliki penilaian positif tentang dirinya cenderung menampilkan prestasi yang baik secara terus menerus (Prayitno, 1989: 42). Sikap percaya diri, yakin akan berhasil ini perlu ditanamkan kepada siswa untuk mendorong mereka agar berusaha dengan maksimal guna mencapai keberhasilan yang optimal. Dengan sikap yakin, penuh percaya diri dan merasa mampu dapat melakukan sesuatu dengan berhasil, siswa terdorong untuk melakukan sesuatu kegiatan dengan sebaik-baiknya sehingga dapat mencapai hasil yang lebih baik dari sebelumnya atau dapat melebihi orang lain. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk mempengaruhi sikap percaya diri adalah:<br /><br />- Membantu siswa menyadari kekuatan dan kelemahan diri serta menanamkan pada siswa gambaran diri positif terhadap diri sendiri. Menghadirkan seseorang yang terkenal dalam suatu bidang sebagai pembicara, memperlihatkan video tapes atau potret seseorang yang telah berhasil (sebagai model), misalnya merupakan salah satu cara menanamkan gambaran positif terhadap diri sendiri dan kepada siswa. Menurut Martin dan Briggs (1986: 427-433) penggunaan model seseorang yang berhasil dapat mengubah sikap dan tingkah laku individu mendapat dukungan luas dari para ahli. Menggunakan seseorang sebagai model untuk menanamkan sikap percaya diri menurut Bandura seperti dikutip Gagne dan Briggs (1979: 88) sudah dilakukan secara luas di sekolah-sekolah.<br /><br />- Menggunakan suatu patokan, standar yang memungkinkan siswa dapat mencapai keberhasilan (misalnya dengan mengatakan bahwa kamu tentu dapat menjawab pertanyaan di bawah ini tanpa melihat buku).<br /><br />- Memberi tugas yang sukar tetapi cukup realistis untuk diselesaikan/sesuai dengan kemampuan siswa (misalnya memberi tugas kepada siswa dimulai dari yang mudah berangsur sampai ke tugas yang sukar). Menyajikan materi secara bertahap sesuai dengan urutan dan tingkat kesukarannya menurut Keller dan Dodge seperti dikutip Reigeluth dan Curtis dalam Gagne (1987: 175-202) merupakan salah satu usaha menanamkan rasa percaya diri pada siswa.<br /><br />- Memberi kesempatan kepada siswa secara bertahap mandiri dalam belajar dan melatih suatu keterampilan.<br /><br />Komponen kedua model pembelajaran ARIAS, relevance, yaitu berhubungan dengan kehidupan siswa baik berupa pengalaman sekarang atau yang telah dimiliki maupun yang berhubungan dengan kebutuhan karir sekarang atau yang akan datang (Keller, 1987: 2-9). Siswa merasa kegiatan pembelajaran yang mereka ikuti memiliki nilai, bermanfaat dan berguna bagi kehidupan mereka. Siswa akan terdorong mempelajari sesuatu kalau apa yang akan dipelajari ada relevansinya dengan kehidupan mereka, dan memiliki tujuan yang jelas. Sesuatu yang memiliki arah tujuan, dan sasaran yang jelas serta ada manfaat dan relevan dengan kehidupan akan mendorong individu untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan tujuan yang jelas mereka akan mengetahui kemampuan apa yang akan dimiliki dan pengalaman apa yang akan didapat. Mereka juga akan mengetahui kesenjangan antara kemampuan yang telah dimiliki dengan kemampuan baru itu sehingga kesenjangan tadi dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan sama sekali (Gagne dan Driscoll, 1988: 140).<br /><br />Dalam kegiatan pembelajaran, para guru perlu memperhatikan unsur relevansi ini. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan relevansi dalam pembelajaran adalah:<br /><br />- Mengemukakan tujuan sasaran yang akan dicapai. Tujuan yang jelas akan memberikan harapan yang jelas (konkrit) pada siswa dan mendorong mereka untuk mencapai tujuan tersebut (DeCecco,1968: 162). Hal ini akan mempengaruhi hasil belajar mereka.<br /><br />- Mengemukakan manfaat pelajaran bagi kehidupan siswa baik untuk masa sekarang dan/atau untuk berbagai aktivitas di masa mendatang.<br /><br />- Menggunakan bahasa yang jelas atau contoh-contoh yang ada hubungannya dengan pengalaman nyata atau nilai- nilai yang dimiliki siswa. Bahasa yang jelas yaitu bahasa yang dimengerti oleh siswa. Pengalaman nyata atau pengalaman yang langsung dialami siswa dapat menjembataninya ke hal-hal baru. Pengalaman selain memberi keasyikan bagi siswa, juga diperlukan secara esensial sebagai jembatan mengarah kepada titik tolak yang sama dalam melibatkan siswa secara mental, emosional, sosial dan fisik, sekaligus merupakan usaha melihat lingkup permasalahan yang sedang dibicarakan (Semiawan, 1991). (4) Menggunakan berbagai alternatif strategi dan media pembelajaran yang cocok untuk pencapaian tujuan. Dengan demikian dimungkinkan menggunakan bermacam-macam strategi dan/atau media pembelajaran pada setiap kegiatan pembelajaran.<br /><br />Komponen ketiga model pembelajaran ARIAS, interest, adalah yang berhubungan dengan minat/perhatian siswa. Menurut Woodruff seperti dikutip oleh Callahan (1966: 23) bahwa sesungguhnya belajar tidak terjadi tanpa ada minat/perhatian. Keller seperti dikutip Reigeluth (1987: 383-430) menyatakan bahwa dalam kegiatan pembelajaran minat/perhatian tidak hanya harus dibangkitkan melainkan juga harus dipelihara selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu, guru harus memperhatikan berbagai bentuk dan memfokuskan pada minat/perhatian dalam kegiatan pembelajaran. Herndon (1987:11-14) menunjukkan bahwa adanya minat/perhatian siswa terhadap tugas yang diberikan dapat mendorong siswa melanjutkan tugasnya. Siswa akan kembali mengerjakan sesuatu yang menarik sesuai dengan minat/perhatian mereka. Membangkitkan dan memelihara minat/perhatian merupakan usaha menumbuhkan keingintahuan siswa yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran.<br /><br />Minat/perhatian merupakan alat yang sangat berguna dalam usaha mempengaruhi hasil belajar siswa. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk membangkitkan dan menjaga minat/perhatian siswa antara lain adalah:<br /><br />- Menggunakan cerita, analogi, sesuatu yang baru, menampilkan sesuatu yang lain/aneh yang berbeda dari biasa dalam pembelajaran.<br /><br />- Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran, misalnya para siswa diajak diskusi untuk memilih topik yang akan dibicarakan, mengajukan pertanyaan atau mengemukakan masalah yang perlu dipecahkan.<br /><br />- Mengadakan variasi dalam kegiatan pembelajaran misalnya menurut Lesser seperti dikutip Gagne dan Driscoll (1988: 69) variasi dari serius ke humor, dari cepat ke lambat, dari suara keras ke suara yang sedang, dan mengubah gaya mengajar.<br /><br />- Mengadakan komunikasi nonverbal dalam kegiatan pembelajaran seperti demonstrasi dan simulasi yang menurut Gagne dan Briggs (1979: 157) dapat dilakukan untuk menarik minat/perhatian siswa.<br /><br />Komponen keempat model pembelajaran ARIAS adalah assessment, yaitu yang berhubungan dengan evaluasi terhadap siswa. Evaluasi merupakan suatu bagian pokok dalam pembelajaran yang memberikan keuntungan bagi guru dan murid (Lefrancois, 1982: 336). Bagi guru menurut Deale seperti dikutip Lefrancois (1982: 336) evaluasi merupakan alat untuk mengetahui apakah yang telah diajarkan sudah dipahami oleh siswa; untuk memonitor kemajuan siswa sebagai individu maupun sebagai kelompok; untuk merekam apa yang telah siswa capai, dan untuk membantu siswa dalam belajar. Bagi siswa, evaluasi merupakan umpan balik tentang kelebihan dan kelemahan yang dimiliki, dapat mendorong belajar lebih baik dan meningkatkan motivasi berprestasi (Hopkins dan Antes, 1990:31). Evaluasi terhadap siswa dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana kemajuan yang telah mereka capai. Apakah siswa telah memiliki kemampuan seperti yang dinyatakan dalam tujuan pembelajaran (Gagne dan Briggs, 1979:157). Evaluasi tidak hanya dilakukan oleh guru tetapi juga oleh siswa untuk mengevaluasi diri mereka sendiri (self assessment) atau evaluasi diri. Evaluasi diri dilakukan oleh siswa terhadap diri mereka sendiri, maupun terhadap teman mereka. Hal ini akan mendorong siswa untuk berusaha lebih baik lagi dari sebelumnya agar mencapai hasil yang maksimal. Mereka akan merasa malu kalau kelemahan dan kekurangan yang dimiliki diketahui oleh teman mereka sendiri. Evaluasi terhadap diri sendiri merupakan evaluasi yang mendukung proses belajar mengajar serta membantu siswa meningkatkan keberhasilannya (Soekamto, 1994). Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Martin dan Briggs seperti dikutip Bohlin (1987: 11-14) bahwa evaluasi diri secara luas sangat membantu dalam pengembangan belajar atas inisiatif sendiri. Dengan demikian, evaluasi diri dapat mendorong siswa untuk meningkatkan apa yang ingin mereka capai. Ini juga sesuai dengan apa yang dikemukakan Morton dan Macbeth seperti dikutip Beard dan Senior (1980: 76) bahwa evaluasi diri dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Oleh karena itu, untuk mempengaruhi hasil belajar siswa evaluasi perlu dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan evaluasi antara lain adalah:<br /><br /> * Mengadakan evaluasi dan memberi umpan balik terhadap kinerja siswa.<br /> * Memberikan evaluasi yang obyektif dan adil serta segera menginformasikan hasil evaluasi kepada siswa.<br /> * Memberi kesempatan kepada siswa mengadakan evaluasi terhadap diri sendiri.<br /> * Memberi kesempatan kepada siswa mengadakan evaluasi terhadap teman.<br /><br />Komponen kelima model pembelajaran ARIAS adalah satisfaction yaitu yang berhubungan dengan rasa bangga, puas atas hasil yang dicapai. Dalam teori belajar satisfaction adalah reinforcement (penguatan). Siswa yang telah berhasil mengerjakan atau mencapai sesuatu merasa bangga/puas atas keberhasilan tersebut. Keberhasilan dan kebanggaan itu menjadi penguat bagi siswa tersebut untuk mencapai keberhasilan berikutnya (Gagne dan Driscoll, 1988: 70). Reinforcement atau penguatan yang dapat memberikan rasa bangga dan puas pada siswa adalah penting dan perlu dalam kegiatan pembelajaran (Hilgard dan Bower, 1975:561). Menurut Keller berdasarkan teori kebanggaan, rasa puas dapat timbul dari dalam diri individu sendiri yang disebut kebanggaan intrinsik di mana individu merasa puas dan bangga telah berhasil mengerjakan, mencapai atau mendapat sesuatu. Kebanggaan dan rasa puas ini juga dapat timbul karena pengaruh dari luar individu, yaitu dari orang lain atau lingkungan yang disebut kebanggaan ekstrinsik (Keller dan Kopp, 1987: 2-9). Seseorang merasa bangga dan puas karena apa yang dikerjakan dan dihasilkan mendapat penghargaan baik bersifat verbal maupun nonverbal dari orang lain atau lingkungan. Memberikan penghargaan (reward) menurut Thorndike seperti dikutip oleh Gagne dan Briggs (1979: merupakan suatu penguatan (reinforcement) dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, memberikan penghargaan merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mempengaruhi hasil belajar siswa (Hilgard dan Bower, 1975: 561). Untuk itu, rasa bangga dan puas perlu ditanamkan dan dijaga dalam diri siswa. Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain :<br /><br />- Memberi penguatan (reinforcement), penghargaan yang pantas baik secara verbal maupun non-verbal kepada siswa yang telah menampilkan keberhasilannya. Ucapan guru : “Bagus, kamu telah mengerjakannya dengan baik sekali!”. Menganggukkan kepala sambil tersenyum sebagai tanda setuju atas jawaban siswa terhadap suatu pertanyaan, merupakan suatu bentuk penguatan bagi siswa yang telah berhasil melakukan suatu kegiatan. Ucapan yang tulus dan/atau senyuman guru yang simpatik menimbulkan rasa bangga pada siswa dan ini akan mendorongnya untuk melakukan kegiatan lebih baik lagi, dan memperoleh hasil yang lebih baik dari sebelumnya.<br /><br />- Memberi kesempatan kepada siswa untuk menerapkan pengetahuan/keterampilan yang baru diperoleh dalam situasi nyata atau simulasi.<br /><br />- Memperlihatkan perhatian yang besar kepada siswa, sehingga mereka merasa dikenal dan dihargai oleh para guru.<br /><br />- Memberi kesempatan kepada siswa untuk membantu teman mereka yang mengalami kesulitan/memerlukan bantuan.<br /><br />2.3 Penggunaan Model Pembelajaran ARIAS<br /><br />Penggunaan model pembelajaran ARIAS perlu dilakukan sejak awal, sebelum guru melakukan kegiatan pembelajaran di kelas. Model pembelajaran ini digunakan sejak guru atau perancang merancang kegiatan pembelajaran dalam bentuk satuan pelajaran misalnya. Satuan pelajaran sebagai pegangan (pedoman) guru kelas dan satuan pelajaran sebagai bahan/materi bagi siswa. Satuan pelajaran sebagai pegangan bagi guru disusun sedemikian rupa, sehingga satuan pelajaran tersebut sudah mengandung komponen-komponen ARIAS. Artinya, dalam satuan pelajaran itu sudah tergambarkan usaha/kegiatan yang akan dilakukan untuk menanamkan rasa percaya diri pada siswa, mengadakan kegiatan yang relevan, membangkitkan minat/perhatian siswa, melakukan evaluasi dan menumbuhkan rasa dihargai/bangga pada siswa. Guru atau pengembang sudah merancang urutan semua kegiatan yang akan dilakukan, strategi atau metode pembelajaran yang akan digunakan, media pembelajaran apa yang akan dipakai, perlengkapan apa yang dibutuhkan, dan bagaimana cara penilaian akan dilaksanakan. Meskipun demikian pelaksanaan kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan situasi, kondisi dan lingkungan siswa. Demikian juga halnya dengan satuan pelajaran sebagai bahan/materi untuk siswa. Bahan/materi tersebut harus disusun berdasarkan model pembelajaran ARIAS. Bahasa, kosa kata, kalimat, gambar atau ilustrasi, pada bahan/materi dapat menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa, bahwa mereka mampu, dan apa yang dipelajari ada relevansi dengan kehidupan mereka. Bentuk, susunan dan isi bahan/materi dapat membangkitkan minat/perhatian siswa, memberi kesempatan kepada siswa untuk mengadakan evaluasi diri dan siswa merasa dihargai yang dapat menimbulkan rasa bangga pada mereka. Guru dan/atau pengembang agar menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan dimengerti, kata-kata yang jelas dan kalimat yang sederhana tidak berbelit-belit sehingga maksudnya dapat dengan mudah ditangkap dan dicerna siswa. Bahan/materi agar dilengkapi dengan gambar yang jelas dan menarik dalam jumlah yang cukup. Gambar dapat menimbulkan berbagai macam khayalan/fantasi dan dapat membantu siswa lebih mudah memahami bahan/materi yang sedang dipelajari.<br /><br />Siswa dapat membayangkan/mengkhayalkan apa saja, bahkan dapat membayangkan dirinya sebagai apa saja (McClelland, 1987: 29). Bahan/materi disusun sesuai urutan dan tahap kesukarannya perlu dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menimbulkan keingintahuan dan memungkinkan siswa dapat mengadakan evaluasi sendiri.<br /><br />3. Hasil Percobaan di Lapangan<br /><br />Model pembelajaran ARIAS telah dicobakan pada sejumlah siswa di dua sekolah yang berbeda. Pertama model ini dicobakan kepada sejumlah siswa kelas V dari sebuah sekolah dasar (SD) Negeri di Kota Palembang selama satu caturwulan yaitu catur wulan III tahun ajaran 1995/1996. Sekolah ini diambil sebagai sampel secara acak sederhana dari sejumlah SD negeri setara di Kota Palembang yang memiliki kelas V paralel. Dari keseluruhan siswa SD ini diambil 60 orang siswa kelas V sebagai sampel yang dikelompokkan ke dalam empat kelompok, di mana masing-masing kelompok berjumlah 15 orang siswa. Sampel siswa ini juga diambil secara acak sederhana. Percobaan menggunakan metode eksperimen dengan rancangan faktorial 2 x 2. Untuk memperoleh data yang diperlukan digunakan instrumen tes hasil belajar dan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Data yang diperoleh dianalisis dengan ANAVA—2 jalur dengan uji F pada taraf signifikansi a = 0,05.<br /><br />Percobaan kedua juga menggunakan metode eksperimen dengan rancangan 2 x 2 dilaksanakan di SD yang berbeda, yaitu sebuah SD negeri di Sekayu, Kabupaten Musi Banyu Asin. Lama percobaan selama satu caturwulan yaitu catur wulan II tahun ajaran 1996/1997. Jumlah sampel sebanyak 80 orang siswa yang dikelompokkan ke dalam empat kelompok di mana masing-masing kelompok berjumlah 20 orang siswa. Baik sampel SD maupun sampel siswa diambil secara acak sederhana. Untuk memperoleh data yang diperlukan digunakan tes motivasi berprestasi. Data yang diperoleh juga dianalisis dengan ANAVA—2 jalur pada taraf signifikansi a = 0,05. Seperti halnya pada percobaan pertama, pada percobaan kedua ini juga dilakukan uji persyaratan analisis yaitu uji Lilliefors untuk normalitas dan uji Bartlett untuk homogenitas data.<br /><br />Apakah motivasi berprestasi dan hasil belajar siswa yang mengikuti model pembelajaran ARIAS lebih tinggi daripada mereka yang mengikuti model pembelajaran non-ARIAS. Untuk itu baik pada percobaan pertama maupun pada percobaan kedua, siswa dikelompokkan ke dalam kelompok kontrol dan eksperimen. Kegiatan pembelajaran pada kelompok eksperimen dilaksanakan berdasarkan model pembelajaran ARIAS. Satuan pelajaran yang disusun berdasarkan model pembelajaran ARIAS disusun/dikembangkan oleh penulis. Pada kelompok kontrol kegiatan pembelajaran dilaksanakan berdasarkan model pembelajaran non-ARIAS, dengan satuan pelajaran disusun oleh guru kelas bersangkutan. Pada kedua percobaan ini dilakukan pengontrolan validitas internal dan eksternal. Pengontrolan validitas internal adalah:<br /><br />(1) Menyetarakan setiap kelompok pada awal percobaan dengan menganalisis skor tes awal setiap kelompok untuk menghindari efek pemilihan subjek yang berbeda;<br /><br />(2) Menggunakan instrumen yang sama untuk tes akhir dan tes awal guna menghindari efek perbedaan instrumen pengukur;<br /><br />(3) Mengusahakan agar tidak ada subjek yang mengundurkan diri selama penelitian berlangsung untuk menghindari efek kehilangan subjek dalam percobaan;<br /><br />(4) Memberikan perlakuan yang relatif singkat, untuk menghindari efek pematangan dan efek tes awal. Pengontrolan validitas eksternal adalah:<br /><br />1. Penentuan kelompok kontrol, kelompok eksperimen dan pemilihan guru yang memiliki kualifikasi setara ditetapkan secara acak;<br /><br />2. Suasana belajar, situasi kelas, dan kondisi setiap kelompok semua sama seperti hari-hari belajar biasa, kecuali penggunaan model pembelajaran ARIAS pada kelompok eksperimen, untuk menghindari efek lingkungan yang dapat menyebabkan reaksi yang berlebihan dari siswa;<br /><br />3. Selama percobaan siswa tidak diberitahu bahwa sedang ada penelitian untuk menghindari efek Howthorne dan John Henry.<br /><br />Hasil ANAVA menunjukkan bahwa pada percobaan pertama Fo=10,74 jauh lebih besar dari Ft=4,02 pada taraf signifikansi a = 0,05, dan perbedaan rerata skor antara kedua kelompok XA=78,80 > Xn-A=75,93 (Sopah, 1999: 120 – 121). Hasil ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang mengikuti model pembelajaran ARIAS lebih tinggi daripada mereka yang mengikuti model pembelajaran non-ARIAS. Pada percobaan kedua Fo=8,44 lebih besar dari Ft=3,96 pada taraf signifikansi a = 0,05, dan perbedaan rerata skor antara kedua kelompok adalah XA=18,55 > Xn-A=15,98 (Sopah,1998: 99-100). Hasil ini menunjukkan bahwa motivasi berprestasi siswa yang mengikuti model pembelajaran ARIAS lebih tinggi daripada mereka yang mengikuti model pembelajaran non-ARIAS.<br /><br />Hasil kedua percobaan menunjukkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran ARIAS terhadap motivasi berprestasi dan hasil belajar. Motivasi berprestasi dan hasil belajar siswa yang mengikuti model pembelajaran ARIAS lebih tinggi daripada mereka yang mengikuti model pembelajaran non-ARIAS.<br /><br />4. Penutup<br /><br />Dari hasil kedua percobaan lapangan tersebut dapat dikatakan bahwa model pembelajaran ARIAS dapat digunakan oleh guru sebagai suatu alternatif dalam usaha meningkatkan motivasi berprestasi dan hasil belajar. Meskipun percobaan lapangan ini menunjukkan hasil positif namun kedua percobaan ini memiliki beberapa keterbatasan, yaitu:<br /><br />Dari hasil kedua percobaan lapangan tersebut dapat dikatakan bahwa model pembelajaran dapat digunakan oleh guru sebagai suatu alternatif dalam usaha meningkatkan motivasi berprestasi dan hasil belajar. Meskipun percobaan lapangan ini menunjukkan hasil positif namun kedua percobaan ini memiliki beberapa keterbatasan, yaitu:<br /><br />- Percobaan ini dilakukan dengan mengambil sampel salah satu SD negeri di Kota Palembang (percobaan pertama) dan satu SD negeri di Sekayu, Kabupaten Musi Banyu Asin (percobaan kedua). Walaupun sampel ini diambil secara acak, namun jumlahnya sangat terbatas, sehingga hasilnya belum tentu dapat digeneralisasikan ke wilayah yang lebih luas. Untuk itu, perlu penelitian sejenis lainnya dengan sebaran dan wilayah sampel yang lebih luas. Dengan dukungan hasil penelitian sejenis ini maka diharapkan dapat merupakan bahan pertimbangan penggunaan model pembelajaran ARIAS di Sekolah Dasar.<br /><br />- Waktu yang digunakan untuk percobaan ini juga terbatas. Percobaan hanya berlangsung selama satu catur wulan. Karena waktunya terbatas, maka bahan atau materi yang diberikan juga terbatas, belum begitu banyak. Meskipun dalam percobaan ini telah dilakukan pengendalian secara cermat, namun karena terbatasnya waktu dan bahan yang diberikan kemungkinan adanya pengaruh variabel lain yang tidak terkendali dapat terjadi. Untuk itu, perlu adanya penelitian lanjutan yang waktunya lebih lama, bahan/materi yang diberikan lebih banyak, sehingga dapat lebih mencerminkan bahwa model pembelajaran ARIAS dapat mempengaruhi hasil belajar siswa atau tidak.<br /><br />- Bidang studi yang digunakan terbatas pada satu bidang studi bahkan satu subbidang studi. Hasil baik yang diperoleh dalam subbidang studi ini belum tentu memberikan hasil yang sama pada bidang studi lain. Karena itu juga perlu adanya penelitian sejenis lainnya pada berbagai bidang studi, sehingga dapat mencerminkan besarnya pengaruh model pembelajaran ARIAS terhadap hasil belajar siswa.<br /><br />- Dalam percobaan ini satuan pelajaran yang disusun menurut model pembelajaran ARIAS, baik untuk pegangan guru maupun sebagai bahan/materi bagi murid disusun oleh penulis. Satuan pelajaran menurut model pembelajaran ARIAS ini dicobakan dan ternyata hasilnya baik. Hasil baik ini mungkin perlu didukung oleh penelitian sejenis lainnya di mana satuan pelajaran menurut model pembelajaran ARIAS disusun oleh guru bersangkutan. Dengan demikian akan terlihat apakah memang satuan pelajaran menurut model pembelajaran ARIAS yang disusun oleh guru dengan berbagai macam keterbatasannya juga akan mencapai hasil yang lebih baik.<br /><br />Pustaka Acuan :<br /><br />Beard, Ruth M. dan Senior, Isabel J. 1980. Motivating students. London: Routledge and Kegan Paul Ltd.<br />Bloom, Benjamin S.1982. Human characteristics and school learning. New York: McGraw-Hill Book Company.<br />Bohlin, Roy M. 1987. Motivation in instructional design: Comparison of an American and a Soviet model, Journal of Instructional Development vol. 10 (2), 11-14.<br />Callahan, Sterling G. 1966. Successful teaching in secondary schools. Chicago: Scott, Foreman and Company.<br />Davies, Ivor K. 1981. Instructional technique. New York: McGraw Hill Book Company.<br />DeCecco, John P. 1968. The psychology of learning and instructions: Educational psychology. New Jersey: Prentice Hall, Inc.<br />Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1998. Laporan EBTANAS SD. Palembang: Depdikbud Kodya Palembang.<br />Dick, Walter dan Reiser, Robert A. 1989. Planning effective instruction. Boston: Allyn and Bacon.<br />Gagne, Robert M, dan Briggs, Leslie J. 1979. Principles of instructional design. New York: Holt, Rinehart and Winston.<br />Gagne, Robert M. dan Driscoll, Marcy P. 1988. Essentials of learning for instruction. Englewood Cliffs, NJ.: Prentice-Hall, Inc.<br />Hendorn, James N. 1987. Learner interests, achievement, and continuing motivation in instruction, Journal of Instructional Development, Vol. 10 (3), 11-14.<br />Hilgard, Ernest R. dan Bower, Gordon H. 1975. Theories of learning. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall, Inc.<br />Hopkins, Charles D. dan Antes, Richard L. 1990. Classroom measurement and evaluation. Itasca, Illinois: F.E. Peacock Publisher, Inc.<br />Keller, John M. 1983. Motivational design instruction dalam Charles M Reigeluth (ed.), Instructional design theories and models, 383-430. Hillsdale, NJ.: Lawrence Erlbaum Associates, Publishers.<br />________ 1987. Development and use of ARCS model of instructional design, Journal of Instructional Development, Vol. 10 (3), 2-9.<br />Keller, John M. dan Thomas W. Kopp. 1987. An application of the ARCS model of motivational design, dalam Charles M. Reigeluth (ed), Instructional theories in action, 289-319. Hillsdale, NJ: Lawrence Erlbaum Associates, Publishers.<br />Lastri, M.T.F. 1993. Kemampuan murid SD memprihatinkan, Kompas, 14 Juli, 12.<br />Lefrancois, Guy R. 1982. Psychology for teaching. Belmont, CA: Wadsworth Publishing Company.<br />McClelland, David C. 1987. Memacu masyarakat berprestasi. Terjemahan Siswo Suyanto dan W.W. Bakowatun. Jakarta: CV. Intermedia.<br />Morris, William (ed) 1981. The American heritage dictionary of English language. Boston: Houghton Miflin Company. Petri, Herbert L. 1986. Motivation: Theory and research. Belmont, CA: Wadsworth Publishing Company.<br />Prayitno, Elida 1989. Motivasi dalam belajar. Jakarta: PPPLPTK.<br />Reigeluth, Charles M. dan Curtis Ruth V. 1987. Learning situations and instructinal models, dalam Robert M. Gagne (ed.), Instructional technology foundations, 175-206. Hillsdale, NJ: Lawrence Erlbaum Associates, Publishers. Semiawan, Conny R. 1991.<br />Strategi pembelajaran yang efektif dan efisien dalam Conny R. Semiawan dan Soedijarto (ed.), Mencari strategi pengembangan pendidikan nasional menjelang abad XXI, 165-175. Jakarta: Grasindo. Soekamto, Toeti 1994. Evaluasi diri demi peningkatan mutu pendidikan. Pidato pengukuhan guru besar tetap Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jakarta, 30 Juli.<br />Sopah, Djamaah 1998. Studi tentang model peningkatan motivasi berprestasi siswa, Laporan penelitian. Palembang: Lembaga Penelitian Universitas Sriwijaya.<br />________ 1999. Pengaruh model pembelajaran ARIAS dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar siswa, Disertasi. Jakarta: PPS-IKIP Jakarta.<br />Suryabrata, Sumadi 1982. Psikologi pendidikan: Materi pendidikan program bimbingan konseling di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Depdikbud.Generasi Biologi-STAIN CRBhttp://www.blogger.com/profile/17956137205590496111noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3114400471880653303.post-86760637951996559272009-06-30T21:12:00.000-07:002009-06-30T21:13:41.923-07:00Berikut > Galaksi Bimasakti Terancam Ditabrak Awan RaksasaGumpalan awan raksasa yang mengandung gas<br />hidrogen dalam volume sangat besar tengah melesat mendekati piringan Galaksi<br />Bima Sakti, tempat tata surya kita berada. Tabrakan dahsyat yang diperkirakan<br />terjadi antara 20-40 juta tahun lagi akan menghasilkan kembang api spektakuler<br />di langit. Objek tersebut diberi nama Awan Smith, diambil dari nama Gail Smith,<br />seorang astronom AS yang mendeteksinya pertama kali pada tahun 1963 saat<br />meneliti di Universitas Leiden, Belanda.<br />Sejak ditemukan, para astronom masih berdebat apakah awan tersebut benar-benar<br />mendekati galaksi Bimasakti atau menjauhinya. Rekaman data yang ada selama ini<br />masih terbatas dan tidak jelas apakah objek tersebut bagian dari kabut<br />Bimasakti atau masih bergerak ke arahnya. Sejauh ini, para peneliti hanya<br />mendeteksi gas dan tidak ada satupun bintang di dalamnya. Satu-satunya cara<br />melihtanya adlah dengan teleskop radio karena gas dingin tidak memancarkan<br />cahaya, tetapi memantulkan gelombang radio.<br />Jika dilihat dari Bumi, lebar gumpalan awan<br />tersebut sebanding dengan 30 kali lebar Bulan. Dari kepala ke ujung ekornya<br />cukup untuk menyelimuti rasi bintang Orion. Hasil pengamatan baru menggunakan<br />teleskop radio terkendali paling besar di dunia, Teleskop Green Bank (GBT) di<br />Virginia Barat, AS,<br />menunjukkan bahwa objek tersebut bergerak ke arah galaksi Bimasakti. Bahkan,<br />seperti dilaporkan gabungan tim astronom dari Observatorium Astronomi Radio<br />Nasional AS (NRAO) dan Universitas Winconsin Whitewater dalam pertemuan<br />Masyarakat Astronomi Amerika ke-211 di Austin, Texas<br />baru-baru ini, gaya dorongnya telah<br />menyentuh kabut Bimasakti. "Jika tabrakan terjadi, hal tersebut akan<br />memicu lahirnya formasi bintang-bintang baru. Akan banyak bintang raksasa yang<br />terbentuk, berumur pendek, dan meledak sebagai supernova yang memancarkan<br />cahaya menyilaukan," ujar Ketua tim peneliti, DR. Felix Lockman, dari<br />NRAO. Sebab, Awan Smith membawa energi sangat besar berupa gas hidrogen yang<br />cukup untuk membentuk jutaan bintang seukuran Matahari. Awan Smith merupakan<br />gumpalan gas yang berukuran panjang mencapai 11.000 tahun cahaya dan lebar<br />2.500 tahun cahaya. Objek tersebut saat ini berada 40.000 tahun cahaya dari<br />Bumi dan 8.000 tahun cahaya dari piringan Bimasakti.<br />Objek yang pantas disebut kabut monster di ruang<br />kosmos ini bergerak dengan kecepatan 240 kilometer perdetik dan diperkirakan<br />menabrak piringan galaksi Bimasakti dengan kemiringan 45 derajat. Tabrakan akan<br />terjadi di pinggir piringan Bimasakti yang jarak ke pusatnya hampir sama dengan<br />jarak tata surya kita ke pusat galaksi. Namun, posisinya jauh dari tata surya<br />kita, diperkirakan berjarak 90 derajat terhadap pusat piringan. "Kami<br />tidak tahu dari mana asalnya, apalagi orbitnya membingungkan, namun kami<br />katakan bahwa ia mulai berinteraksi dengan bagian terluar Bimasakti,"<br />tandas Lockman.Generasi Biologi-STAIN CRBhttp://www.blogger.com/profile/17956137205590496111noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3114400471880653303.post-14985349891759612992009-06-13T00:24:00.002-07:002009-06-13T00:25:43.676-07:00Artikel Kesehatan - Prebiotik ASI tingkatkan imunitas BalitaArtikel Kesehatan - Prebiotik ASI tingkatkan imunitas Balita<br /><br />Riset terkini pada komposisi karbohidrat ASI oleh beberapa ahli kesehatan anak di dunia menyimpulkan ASI memiliki kandungan kaya oligosakarida. Fructo-oligosakarida (FOS) atau galacto-ologisakarida (GOS) adalah perpaduan komposisi oligosakarida atau karbohidrat rantai sedang. Perpaduan ini mampu meningkatkan imunitas.<br />Perpaduan FOS/GOS dengan ratio 10% FOS dan 90% GOS mampu menstimulasi perkembangbiakan bakteri menguntungkan atau non pathogen di usus. Perkembangbiakan bakteri ini mengakibatkan penyerapan makanan menjadi lebih baik dan mampu meningkatkan imunitas. Melalui sebuah studi klinis, secara efektif terbukti perpaduan FOS/GOS memperkuat daya tahan tubuh secara alami.<br /><br />Balita yang diberi ASI pada saluran pencernaannya didominasi oleh bakteri bifidus dan laktobacillus. Kedua bakteri ini menguntungkan usus besar. Dominasi bakteri ini terjadi karena adanya prebiotik dalam ASI. Inilah penjelasan Prof Guido E Moro, Kepala Departemen Neonatal dari Macedonia Melloni Maternity Hospital, Italia dalam acara Nutrisia Media Updater yang diselenggarakan di Pearl Resto, Hotel JW Marriott, Jakarta, Senin (16//5/2005).<br /><br />FOS/GOS memiliki fungsi penting bagi kesehatan bayi. Selain meningkatkan jumlah bakteri bifidus dan laktobacillus, FOS/GOS juga menekan pertumbuhan bakteri patogen, meningkatkan daya tahan saluran cerna, mencegah sembelit, dan membuat penyerapan makanan menjadi lebih baik.<br /><br />Lebih lanjut Prof Dr Guido E Moro menjelaskan, studi klinis bertahun-tahun telah dilakukan di Eropa berusaha untuk menemukan komposisi yang mampu menyerupai susunan prebiotik dalam ASI ini. Kemiripan dapat dicapai setelah didapatkan komposisi penambahan FOS/GOS dengan rasio 10% FOS dan 90% GOS pada susu formula 8 gram per liter.<br /><br />Sementara itu, Prof Agus Firmansyah, MD, PhD dari Bagian Gastrohepatologi Kesehatan Anak FKUI, panelis lain dalam diskusi ini, memberi penjelasan perbedaan probiotik dan prebiotik serta manfaatnya. Dia menyebutkan probiotik adalah kuman "baik" yang bila dikonsumsi akan berkembangbiak dalam usus dan memberi dampak kesehatan. Sedang prebiotik dia sebut sebagai bahan sejenis karbohidrat yang disebut olisakarida yang memberi dampak penambahan kuman pada probiotik.<br /><br />Kuman probiotik yang telah diteliti antara lain lactobacillus, bifidobacterium, dan saccharomyces. Penelitian sahih telah membuktikan probiotik dapat digunakan sebagai pencegahan dan pengobatan diare akut yang disebabkan infeksi usus. Riset lain juga telah membuktikan probiotik mencegah alergi kulit (dermatitis atopik) dan tidak tahan gula susu atau intoleransi laktosa.<br /><br />Oleh karena itu, Nutricia sebagai spesialis makanan bayi, menyempurnakan formula produknya mendekati kandungan yang terdapat dalam ASI. Suplemen prebiotik FOS/GOS ditambahkan pada formula Nutrilon Royal, salah satu produk yang kini telah beredar di pasaran. Produk ini merupakan susu dengan nutrisi paling lengkap dan seimbang untuk bayi maupun balita usia 0 sampai 3 tahun.<br /><br />"ASI merupakan nutrisi paling sempurna," kata Rob Versloot, Presiden Direktur PT Nutricia Indonesia. "Namun, tidak semua ibu dapat memberikan ASI dan tidak semua susu fomula memiliki komposisi prebiotik yang efisien. Penambahan suplemen FOS/GOS sebagai usaha menyempurnakan formula Nutrilon Royal agar dapat mendekali fungsi ASI sehingga anak tumbuh menjadi sehat," Rob Versloot menambahkan.Generasi Biologi-STAIN CRBhttp://www.blogger.com/profile/17956137205590496111noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3114400471880653303.post-34530352350235633952009-06-13T00:24:00.000-07:002009-06-13T00:25:40.607-07:00Artikel Kesehatan - Prebiotik ASI tingkatkan imunitas BalitaArtikel Kesehatan - Prebiotik ASI tingkatkan imunitas Balita<br /><br />Riset terkini pada komposisi karbohidrat ASI oleh beberapa ahli kesehatan anak di dunia menyimpulkan ASI memiliki kandungan kaya oligosakarida. Fructo-oligosakarida (FOS) atau galacto-ologisakarida (GOS) adalah perpaduan komposisi oligosakarida atau karbohidrat rantai sedang. Perpaduan ini mampu meningkatkan imunitas.<br />Perpaduan FOS/GOS dengan ratio 10% FOS dan 90% GOS mampu menstimulasi perkembangbiakan bakteri menguntungkan atau non pathogen di usus. Perkembangbiakan bakteri ini mengakibatkan penyerapan makanan menjadi lebih baik dan mampu meningkatkan imunitas. Melalui sebuah studi klinis, secara efektif terbukti perpaduan FOS/GOS memperkuat daya tahan tubuh secara alami.<br /><br />Balita yang diberi ASI pada saluran pencernaannya didominasi oleh bakteri bifidus dan laktobacillus. Kedua bakteri ini menguntungkan usus besar. Dominasi bakteri ini terjadi karena adanya prebiotik dalam ASI. Inilah penjelasan Prof Guido E Moro, Kepala Departemen Neonatal dari Macedonia Melloni Maternity Hospital, Italia dalam acara Nutrisia Media Updater yang diselenggarakan di Pearl Resto, Hotel JW Marriott, Jakarta, Senin (16//5/2005).<br /><br />FOS/GOS memiliki fungsi penting bagi kesehatan bayi. Selain meningkatkan jumlah bakteri bifidus dan laktobacillus, FOS/GOS juga menekan pertumbuhan bakteri patogen, meningkatkan daya tahan saluran cerna, mencegah sembelit, dan membuat penyerapan makanan menjadi lebih baik.<br /><br />Lebih lanjut Prof Dr Guido E Moro menjelaskan, studi klinis bertahun-tahun telah dilakukan di Eropa berusaha untuk menemukan komposisi yang mampu menyerupai susunan prebiotik dalam ASI ini. Kemiripan dapat dicapai setelah didapatkan komposisi penambahan FOS/GOS dengan rasio 10% FOS dan 90% GOS pada susu formula 8 gram per liter.<br /><br />Sementara itu, Prof Agus Firmansyah, MD, PhD dari Bagian Gastrohepatologi Kesehatan Anak FKUI, panelis lain dalam diskusi ini, memberi penjelasan perbedaan probiotik dan prebiotik serta manfaatnya. Dia menyebutkan probiotik adalah kuman "baik" yang bila dikonsumsi akan berkembangbiak dalam usus dan memberi dampak kesehatan. Sedang prebiotik dia sebut sebagai bahan sejenis karbohidrat yang disebut olisakarida yang memberi dampak penambahan kuman pada probiotik.<br /><br />Kuman probiotik yang telah diteliti antara lain lactobacillus, bifidobacterium, dan saccharomyces. Penelitian sahih telah membuktikan probiotik dapat digunakan sebagai pencegahan dan pengobatan diare akut yang disebabkan infeksi usus. Riset lain juga telah membuktikan probiotik mencegah alergi kulit (dermatitis atopik) dan tidak tahan gula susu atau intoleransi laktosa.<br /><br />Oleh karena itu, Nutricia sebagai spesialis makanan bayi, menyempurnakan formula produknya mendekati kandungan yang terdapat dalam ASI. Suplemen prebiotik FOS/GOS ditambahkan pada formula Nutrilon Royal, salah satu produk yang kini telah beredar di pasaran. Produk ini merupakan susu dengan nutrisi paling lengkap dan seimbang untuk bayi maupun balita usia 0 sampai 3 tahun.<br /><br />"ASI merupakan nutrisi paling sempurna," kata Rob Versloot, Presiden Direktur PT Nutricia Indonesia. "Namun, tidak semua ibu dapat memberikan ASI dan tidak semua susu fomula memiliki komposisi prebiotik yang efisien. Penambahan suplemen FOS/GOS sebagai usaha menyempurnakan formula Nutrilon Royal agar dapat mendekali fungsi ASI sehingga anak tumbuh menjadi sehat," Rob Versloot menambahkan.Generasi Biologi-STAIN CRBhttp://www.blogger.com/profile/17956137205590496111noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3114400471880653303.post-61849231729968976542009-06-13T00:22:00.000-07:002009-06-13T00:23:54.491-07:00Artikel Limbah - Daur Ulang Limbah Minyak Goreng menjadi bahan bakar bio-Diesel1. Pendahuluan<br /><br />Limbah minyak goreng nabati yang dibuang dari industri pengolahan makanan dan pedagang makanan serta rumah tangga di Jepang diperkirakan 400.000 ton per tahun. Limbah minyak goreng yang dikeluarkan dari industri pengolahan makanan dan pedagang makanan dikumpulkan oleh perusahaan pengumpul dan kemudian didaur ulang menjadi sabun, cat dan pakan hewan. Waktu itu limbah minyak goreng di rumah tangga dibuang sebagai sampah umum, akan tetapi akhir-akhir ini telah terdapat kesadaran perlindungan lingkungan hidup dan kesadaran daur ulang serta penggunaan kembali sumber bahan alam. Saat ini terdapat perkembangan pergerakan masyarakat untuk mendaur ulang limbah minyak goreng yang berasal dari rumah tangga menjadi Bio-diesel Fuel(BDF) atau bahan bakar bio-diesel.<br /><br />Sebagai salah satu usaha pencegahan pemanasan bumi, penggunaan bahan bakar berbasis biomass telah dicanangkan di beberapa tahun terakhir sebagai isu penting. Penyebaran teknologi penggunaan bahan bakar minyak nabati akan meningkat pada tahun-tahun belakangan ini dan telah menjadi kenyataan dan akhirnya banyak memverifikasi teknologi maju ini dan memperkenalkannya secara luas. Dan juga dikembangkan emisi zero pada limbah makanan, hal ini akan membantu penurunan emisi CO2 atau karbon dioksida dan penanggulangan pemanasan bumi. Sementara ini banyak rujukan tentang kajian biomass dan bahan bakar bio-ethanol, penelitian ilmiah sosial pada bahan bakar bio-diesel telah digalakan di Jepang. Disini dibahas daur ulang limbah minyak goreng dan penggunaan bahan bakar bio-diesel dalam bidang pertanian dalam arti luas.<br /><br />2. Pengumpulan minyak goreng bekas dari industri makanan<br /><br />Pembuangan limbah minyak goreng sebagian besar berasal dari minyak goreng nabati, total limbah tersebut di Jepang diperkirakan sebanyak 410.000 ton per tahun. Kurang lebih sebanyak 260.000 ton berasal dari para pengelola atau pedagang makanan seperti pabrik makanan, restoran dan pabrik tahu, sedangkan separuh lainnya 250.000 ton berasal dari limbah rumah tangga. Limbah minyak goreng berasal dari pedagang makanan dikumpulkan oleh pedagang pengumpul minyak goreng bekas. Sementara yang beasal dari rumah tangga dikumpulkan sebagian dengan alasan peningkatan kesadaran lingkungan hidup, akan tetapi kebanyakan dari limbah tersebut telah memadat dan dibuang dengan cara yang sama seperti sampah dapur lainnya.<br /><br />Limbah minyak goreng sebanyak 260.000 ton yang dikumpulkan dari pedagang makanan di daur ulang untuk bahan dasar sabun, pupuk, pakan hewan dan cat. Pada tahun 2002 sebanyak 20.000 ton limbah minyak goreng digunakan untuk membuat bahan bakar bio-diesel dan boiler dan sebanyak 400.000 ton digunakan sebagai bahan baku untuk industri sabun, minyak dan cat, dan sekitar 200.000 ton untuk pakan hewan. Pada tahun yang sama sekitar 10.000 ton limbah minyak goreng dari rumah tangga didaur ulang untuk tujuan industri dan pembuatan bahan bakar.<br /><br />Dari beberapa daerah telah terjadi peningkatan kesadaran bersama dalam pengumpulan dan pendaur-ulangan limbah minyak goreng ini sehingga pada tahun 2006 telah peningkatan menjadi 20.000 – 30.000 ton. Maka dari itu kemungkinan limbah minyak goreng yang dapat dikumpulkan menjadi 100.000 ton per tahun. Minyak ini dapat didaur ulang dengan memisahkan minyak hewani dan bahan tambahan lainnya dengan cara memanaskannya di sebuah oven reaktor untuk mendehidrasinya dan menambahkan methanol (methyl alcohol), sebagai katalis. Lalu akan diperoleh methyl ester dan gliserin.<br /><br />3. Kegiatan percontohan di Kyoto<br /><br />Kota Tokyo tempat dimana dilahirkannya Kyoto Protocol pada tahun 1997, telah bekerja meminimalkan turunan sampah dan mendaur ulang limbah minyak goreng melalui kerjasama antara pemerintah setempat dengan masyarakatnya. Pada bulan November 1996 “Kyoto Minicipal Council for Promotion of Garbage Reduction” telah didirikan oleh penduduk, pedagang, dan pemerintah setempat. Dengan menggerakan penduduk yang berdedikasi di berbagai daerah, pemerintah setempat telah mengumpulkan 13.000 liter limbah ninyak goreng dari rumah tangga dalam waktu setahun dan juga setiap tahun telah membeli limbah minyak goreng yang berasal dari pabrik pengolah makanan, restoran dsb sekitar 1.400.000.000 liter dari pedagang pengumpul. Kemudian Kyoto setiap tahunnya memproduksi bahan bakar bio-diesel berasal dari 1,5 juta liter limbah minyak goreng yang dikerjakan di tempat produksi bio-diesel berlokasi di Fushimi-ku, Kyoto. Kyoto menggunakan bahan bakar bio-diesel (kemurnian 100%) sebagai bahan bakar untuk 220 truk sampah. Pada bulan April 2000, telah dimulai penggunaan bahan bakar campuran 20% bakar bio-diesel untuk bahan bakar sekitar 80 bus kota. Menurut Bidang Perencanaan Daur Ulang, Biro Lingkungan Hidup, Pemerintah Derah Kyoto, tidak ada prefektur lain yang menggunakan bahan bakar bio-diesel sebanyak 300 kendaraan, Kota Kyoto merupakan kota yang paling banyak menggunakan bahan bakar bio-diesel di Jepang.<br /><br />4. Penggunaan bahan bakar bio-diesel di Pertanian dan perikanan<br /><br />Penggunaan bahan bakar bio-diesel untuk kapal penangkap ikan, traktor pertanian, belum dilaksanakan secara besar-besaran. Beberapa telah dilaksanakan, sebagai contoh penggunaan bahan bakar bio-diesel oleh kapal penangkap ikan lokal “Kakezu-Maru", jaringan penangkap ikan yang dipunyai oleh Mr. Yosuke Matsuo, seorang anggota Koperasi Nelayan Kota Amino, Kyotango, Prefektur Kyoyo. Sejak Mei 2006, Mr. Matsuo telah mencoba menggunakan bahan bakar yang berasal dari limbah minyak goreng untuk kapalnya. Untuk wilayah ini kegiatan pengumpulan limbah minyak goreng telah dimulai. Dia penggerak kampanye lingkungan hidup di wilayahnya sebagai presiden “Council for Protection of Nakisuna ((Quartz sand) on the Kotohikihama Beach” di Amino-machi. Hal penting yang perlu dicatat bahwa bahan bakar bio-diesel merupakan bahan bakar ramah lingkungan yang dapat membantu penurunan emisi karbon dioksida dan sulfur oksida. Maka dari itu Mr. Matsuo telah memutuskan untuk menggunakan bahan bakar tersebut untuk menggerakan mesin kapalnya. Kakezu-Maru biasa menempuh jarak antara Pelabuhan Ikan Asamogawa ke penempatan jaring ikan yang berjarak sekitar 1,5 km dari garis pantai. Dia juga dapat menggunakan bahan bakar bio-diesel sama seperti menggunakan bahan bakar umum sebelumnya.<br /><br />Penggunaan bahan bakar bio-diesel untuk traktor pertanian dapat dilihat pada projek “Nanohana Eco-life Network” di Shin Aashi dan Aito, Prefektur Shiga dan juga di Yokohama, Prefektur Aomori, Kanayama, Prefektur Yamagata dan Kita, Prefektur Akita. Di daerah tersebut bahan bakar Bio-diesel diproduksi menggunakan minyak bijian dan limbah minyak goreng.<br /><br />5. Promosi bahan bakar bio-diesel<br /><br />Sangat perlu pulikasi penggunaan bio-diesel kepada masyarakat sebagai bahan pendidikan makanan, pertanian, lingkungan hidup, untuk keselamatan manusia dan bumi. Pengembangan metoda daur ulang dan sistem sosial lingkungan hidup yang berkelanjutan akan menyumbangkan penurunan emisi karbon dioksida dan pencegahan pemanasan bumi. Yang diperlukan pertama kali adalah menarik perhatian pemerintah pusat dan daerah, sekolah dan persatuan orang tua murid, masyarakat pertanian dan perikanan, koperasi konsumen dan penduduk dalam membangun sistem sosial untuk penggunaan limbah minyak goreng.<br /><br />Praktek yang menarik dalam rangka penggunaan limbah minyak goreng : 1. Kegiatan yang dilakukan oleh NPO, pengumpul limbah minyak goreng di Sumida-ku, Tokyo dengan cara membuat kupon yang dapat ditukar dengan tanaman untuk ditanam di hutan Prefektur Fukushima. Metode ini dapat dipraktekan untuk mengumpulkan limbah minyak goreng untuk dijadikan bahan bakar bio-diesel yang digunakan pada kegiatan pertanian dan perikanan. 2) "Kupon sayur-sayuran atau beras" dan "Kupon ikan" yang diberikan kepada mereka yang menyetorkan limbah minyak goreng, dengan kupon yang terkumpul dapat ditukarkan dengan sayur-sayuran, beras dan ikan dari koperasi pertanian dan perikanan.<br /><br />Penggunaan limbah minyak goreng dalam bidang pertanian dan perikanan menghadapi masalah tingginya biaya pengumpulan dan pemurnian. Sehingga perlu bantuan politik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah dan pejabat berwenang yang lain. Di Jepang tidak ada subsidi harga bahan bakar yang diberikan kepada petani dan nelayan. Kebijakan baru untuk memberikan subsidi pada bidang pertanian, kehutanan dan perikanan untuk biaya pengumpulan dan pemurnian limbah minyak diperlukan adanya peraturan pemerintah untuk penurunan emisi CO2 dan perlindungan lingkungan hidup secara global. Perikanan membantu perokonomian regional sehingga pemerintah daerah sangat diharapkan membantu dan mendukung kegiatan pusat pemrosesan perikanan di prefekturnya.<br /><br />(Sumber: Farming Japan hal 28-30, Vol 42-1, 2008)<br /><br />http://atanitokyo.blogspot.com/2008/03/daur-ulang-limbah-minyak-goreng-jadi.htmlGenerasi Biologi-STAIN CRBhttp://www.blogger.com/profile/17956137205590496111noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3114400471880653303.post-19295138472372803642009-06-09T04:11:00.001-07:002009-06-09T04:11:52.607-07:00PRINSIP-PRINSIP PENURUAN (HEREDITAS)BIOLOGI MOLEKULER GEN<br />Molekul hereditas, replikasi, transkripsi, tranlasi<br />1. DNA adalah material genetik<br /><br /> * Penemuan atau penelitian menggunakan virus dan bakteri membuktikan bahwa instruksi untuk menghasilkan sifat yang diwariskan adalah DNA.<br /> * Dengan kata lain penelitian membuktikan bahwa DNA adalah material genetik.<br /> * Contoh, eksperimen Hershey-Chase menggunakan virus T4 yang memiliki DNA saja bahwa hanya DNAnya yang menerobos membran sel bakteri tidak protein hasil fungsi DNAnya. Proteinnya pada larutan (supernatan), DNAnya pada pelet.<br /><br />2. DNA dan RNA adalah polimer nukleotida<br /><br /> * Struktur nukleotida terdiri atas:<br /> o (1) gula beratom karbon lima (ribosa, dan kandungan satu atom oksigen, disebut deoksiribosa untuk DNA;<br /> o (2) gugus fosfat dan<br /> o (3) salah satu dari basa-basa nitrogen purin adenin atau guanin atau pirimidin timin atau sitosin (Cytosine).<br /> * Ketiga komponen nukleotida tersebut adalah monomernya DNA dan untuk RNA monomer nukleotidanya berbeda dari DNA adalah komponen gula dan basa pirimidin urasil, bukan timin.<br /><br />Struktur DNA<br /><br /> * dobel heliks (lihat Gambar pada bab sel).<br /> * Struktur dobel heliks DNA ditemukan Watson dan Crick pada tahun 1953, baru diberi Nobel pada tahun 1962.<br /><br /> * Struktur DNA dalam kromosom: pada satu komponen, ada satu untai molekul DNA,<br /> * Apabila untai molekul DNA dari semua kromosom disambung dari ujung ke ujung, bisa panjang sekali.<br /> * Kenyataan bahwa DNA menjadi suatu massa yang padat pada kromosom karena ada protein. Jadi pada kromosom selain DNA ada protein.<br /> * Protein pada eukariotik kromosom autosom adalah histon.<br /> * Karena adanya protein (histon) itu DNA terikat secara kuat membentuk apa yang disebut nukleosom.<br /><br />FUNGSI DNA<br />1. Replikasi dan Reparasi DNA<br /><br /> * Replikasi DNA tergantung pada pasangan basa khususnya<br /> * Basa Adenin selalu berpasangan dengan basa timin (A_T).<br /> * Basa Guanin selalu berpasangan dengan sitosin (G-C).<br /> * Proses replikasi DNA, terjadi sebelum fase pembelahan sel<br /> * Proses replikasi dimulai pada bagian khusus dari struktur dobel heliks yang disebut asal replikasi, yaitu di mana protein pemulai replikasi menempel pada untai DNA.<br /> * Kemudian dobel heliks DNA membentuk apa yang disebut gelembung, yaitu untai dobel berpisah, mengembang.<br /> * Untai DNA parental membuka, namun tetap bersatu, yang untuk memudahkan digambarkan sebagai garpu.<br /> * Kemudian enzim polimerase memulai replikasi dengan menempelkan nukleotida pasangannya<br /> * Pasa satu sisi untai DNA polimerase bekerja menyambungkan nukleotida ke arah titik garpu dan sisi garpu lainnya DNA polimerase bekerja keluar titik garpu.<br /> * Arah replikasi selalu tetap yaitu dari ujung atom karbon nomor 5’ ke arah ujung 3’, karena arah enzim DNA polimerase yang menyebabkan proses replikasi hanya menambahkan nukleotida dari ujung 3’ dari untai DNA.<br /> * Setelah polimerase bekerja, enzim DNA ligase menggandengkan dua untai pendek-pendek menjadi untai panjangAda enzim lagi yang memberikan koreksi, mengontrol apakah pasangan basa tepat atau tidak.<br /> * Proses pengontrolan dan atau perbaikan disebut reparasi DNA yang melibatkan DNA polimerase, dan DNA ligase.<br /> * Tempat mulainya replikasi pada kromosom eukariotik dapat beberapa tempat dan dapat secara serentak replikasi berjalan, sehingga memperpendek total waktu replikasi.<br /><br />2. Ekspresi Gen<br /><br /> * Genotip DNA diekspresikan sebagai protein yang menjadi molekul dasar untuk fenotip sifat yang diturunkanDNA untuk menjadi protein harus ditranskripsikan menjadi RNA atau untai tunggal DNA.<br /> * Jadi DNA menentukan sifat protein yang dihasilkan, secara tidak langsung yaitu melalui pemindahan informasinya ke bentuk RNA, yang kemudian memprogram sintesa protein atau translasi RNA ke protein<br /> * Jadi pada proses ekspresi gen ada dua tahap penting yaitu transkripsi, suatu proses pemindahan informasi genetis ke molekul RNA dan translasi, proses transfer dari informasi RNA ke protein.<br /> * Proses transkripsi adalah proses sintesa RNA dari template DNA, bedanya basa RNA adalah Urasil (U) sebagai gantinya timin (T).<br /> * Jadi bila dalam untai DNA A maka hasil transkripsinya adalah U dan bila pada DNA T, maka pada RNA menjadi A, bila pada DNA C maka hasil transkripsi pada RNA adalah G dan sebaliknya.<br /> * Contoh untai DNA AAACCGGCAAAA maka untai molekul RNA hasil transkripsi adalah RNA UUUGGCCGUUUURNA adalah untai tunggal, komplementernya DNA.<br /> * RNA adalah pembawa pesan DNAUrutan basa pada RNA dibaca tiga-tiga disebut kodon, mendiktekan jenis asam amino yang dikode pada tahap translasi.Jadi informasi genetik ditulis sebagai kodon dan ditranslasikan ke dalam rangkaian (urutan) asam amino<br /> * Enzim untuk mentranskripsi DNA menjadi RNA disebut RNA polimeraseProses transkripsi dimulai ketika enzim RNA polimerase berkontak dengan protein pada DNA yang disebut promotor.<br /> * Setelah tahap transkripsi dimulai dari proses yang disebut inisiasi, yaitu ketika enzim RNA polimerase bergabung dengan promotor.Pada tiap gen, promotor hanya mengkode untuk mentranskripsi satu untai DNA saja<br /> * Bagian yang ditranskripsi berbebda antara satu gen dengan gen lainnyaTahap transkripsi berikutnya adalah pemanjangan RNA, RNA terpisah atau menjauh dari DNA templatenya, sehingga kedua untai DNA dapat bergabung lagi, dilanjutkan dengan tahap ketiga.<br /> * Tahap ketiga transkripsi adalah terminasi, yaitu ketika RNA polimerase mencapai urutan basa tertentu yang disebut terminator<br /> * Proses transkripsi menghasilkan tiga jenis RNA, yaitu yang pertama adalah RNA yang mengkode urutan asam amino, disebut RNA pembawa atau mesenger disingkat mRNA, dan dua jenis RNA, yaitu transfer RNA disingkat tRNA sebagai molekul penerjemah dan ribosom disingkat rRNA yang menyediakan diri sebagai tempat atau pabrik pembuat protein, semuanya berperanan dalam proses translasi.mRNA yang dihasilkan bukan hanya untai dari informasi genetik dari DNA, tetapi masing-masing ujungnya diperpanjang dengan untai selain berita genetik pada proses transkripsi yang diperlukan untuk proses translasi nantinya.<br /> * Berita genetik ditranslasi dalam sitoplasma. Pada prokariot semua transkripsi dan translasi terjadi dalam sitoplasma.<br /> * Jadi RNA hasil transkripsi dalam nukleus ditransport keluar inti ke dalam sitoplasma.Proses translasi berita genetik yang dibawa mRNA ke bahasa urutan asam amino memerlukan penerjemah yang dilakukan oleh tRNA.tRNA menerjemahkan berita genetik dari tiga huruf kata (kodon) ke satu huruf kata asam amino protein.<br /> * Enzim diperlukan untuk menempelkan asam amino sesuai kodon yang dibaca tRNA ke tRNA bersangkutan.<br /> * Sama seperti transkripsi, translasi juga dibedakan menjadi tiga tahap: inisiasi, pemanjangan, dan terminasi<br /> * Proses inisiasi meliputi penggabungan bersama-sama mRNA, asam amino pertama yang menempel pada tRNA dan dua subunit ribosom<br /> * Tahapan inisiasi translasi adalah molekul mRNA melekat ke arah subunit kecil ribosom. tRNA initiator berlokasi dan melekat pada kodon khusus permulaan translasi pada mRNA, disebut kodon pemulai, yaitu kodon AUG di mana tRNA membawa asam amino Met.<br /> * Kemudian subunit ribosom besar bergabung dengan subunit kecilnya, menghasilkan ribosom fungsional untuk sintesa protein berlangsung, di mana tRNA inisiator tepat menempati posisinya.<br /> * Kemudian tahap pemanjangan rantai polipeptida berlangsung hingga tercapai kodon terminasi translasiKodon termainasi adalah UAA atau UAG atau UGA yang tidak mengkode asam amino, dan itu menandai terminasi translasi.<br /> * Selama dan sesudah translasi, rantai polipeptida bergelung atau melipat membentuk struktur tiga dimensi, struktur tersiernya.<br /> * Ada beberapa polipeptida yang bergabung bersama membentuk struktur kwartener proteinnya.<br /> * Jadi aliran informasi genetik berjalan dari DNA ke RNA dan kemudian ke protein<br /><br />Mutasi adalah perubahan apa saja yang terjadi pada urutan nukleotida DNA<br /><br /> * Mutasi dapat meliputi sejumlah untai yang panjang atau besar dari kromosom atau hanya satu pasang basa saja, seperti contohnya penyakit sickell cell.<br /> * Jadi mutasi pada hanya satu atau beberapa pasang basa dalam DNA dapat berpengaruh terhadap translasi gen atau sintesis protein.<br /> * Ada dua jenis mutasi yaitu penggantian basa dan penghilangan atau penyisipan basa<br /> * Sumber penyebab terjadinya mutasi disebut mutagen.<br /> * Proses pembentukan mutasi disebut mutagenesis.<br /> * Penyebab mutasi bisa akibat dari kesalahan selama replikasi atau rekombinasi yang disebut mutasi spontan, yang lainnya tidak diketahui penyebabnya.<br /> * Mutagen yang umum terdapat di alam adalah sinar X dan sinar UV<br /> * Baik mutasi terjadi di alam atau disengaja (hasil eksperimen) mutasi menciptakan alel berbeda yang diperlukan untuk mempelajari gen.DNA virus dapat menjadi bagian dari DNA sel hostnya.<br /> * Beberapa virus menjadi penyebab penyakit pada hewan, tanaman, manusia. Virus AIDS membuat DNA dari template RNAnya.<br /> * Penelitian dengan virus sangat berkaitan erat dengan genetika molekuler.Generasi Biologi-STAIN CRBhttp://www.blogger.com/profile/17956137205590496111noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3114400471880653303.post-1499464157626483302009-06-09T04:01:00.000-07:002009-06-09T04:02:09.093-07:00KEHIDUPAN SELRespirasi Anaerob<br /><br /> * Jalur anaerob atau jalur fermentasi yaitu jalur metabolisme yang tidak membutuhkan oksigen<br /> * Organisme yang menggunakan jalur fermentasi adalah sel apa saja yang terdedah dalam kondisi kekurangan atau bahkan tanpa oksigen, bisa bakteri, protista lain yang hidup dalam perut hewan, makanan kaleng, bahkan sel otot kita melakukan jalur anaerob ini.<br /> * Glikolisis juga adalah tahap pertama reaksi jalur anaerob.<br /> * Dalam anaerob, glukosa juga dipecah menjadi dua molekul piruvat, nettonya terbentukdua NADH dan dua ATP, tetapi reaksi anaerob tidak memecah glukosa menjadi CO2 dan air sepenuhnya, dan jalur anaerob tidak menghasilkan energi ATP lagi selain yang hasil tahap glikolisis.<br /> * Tahap terakhir atau finalnya hanya menghasilkan koenzim NAD+ yang penting untuk proses jalur anaerob. Perhatikan Gambar 2.9<br /> * Hasil energi jalur anaerob memang kecil, tetapi itu cukup untuk organisme sel tunggal anaerob. Bahkan dalam kondisi stress jalur anaerob juga terbukti cukup menyediakan energi yang diperlukan bagi sel hewan yang terdedah dalam kondisi anaerob atau kekurangan oksigen.<br /> * Gambar 2.9 B dapat dilihat diagram fermentasi laktat, yaitu tahapan utama reaksi penghasil energi yang disebut fermentasi laktat, perhatikan bahwa piruvat yang terbentuk selama tahap pertama glikolisis, menerima hidrogen dan elektron dari NADH, dan menyebabkan piruvat diubah menjadi molekul laktat.<br /> * Seringkali molekul laktat disebut asam laktat.<br /> * Namun demikian bentuk ion (laktat) lebih umum terdapat dalam sel. Jalur fermentasi laktat umum pada jalur anaerob ini.<br /> * Beberapa sel hewan juga dapat melakukan fermentasi laktat untuk memperoleh energi ATP dengan cepat.<br /> * Contoh klasik adalah apabila pada atlit lari cepat, untuk pemenuhan energi yang cepat dan segera untuk lari cepat, sel otot atlit tersebut melakukan fermentasi laktat.<br /> * Jalur fermentasi alkohol, adalah jalur lain respirasi anaerob.<br /> * Dalam jalur ini masing-masing molekul pirivat hasil tahap glikolisis disusun menjadi senyawa intermedier yang disebut asetildehid.<br /> * Bila molekul asetildehid ini menerima hidrogen dan elektron dari NADH, maka akan diuabh menjadi etanol, yaitu produk akhir jalur ini.<br /> * Yeast, organisme sel tunggal eukariot fungi menggunakan jalur anaerob fermentasi alkohol ini. Ingat adonan roti? Itulah kerja organisme ini, yang memetabolisme gula dengan mengeluarkan CO2 yang mengembangkan adonan roti. Pabrik bir dan anggur juga memanfaatkan organisme yang menempuh jalur fermentasi alkohol ini.<br /> * Ada lagi jalur penghasil energi yang bukan respirasi aerob dan bukan fermentasi, dan khususnya yang dilakukan bakteri. Jalur yang sangat tidak umum ini mempengaruhi siklus global akan sulfur, nitrogen, dan elemen vitasl lain dan mempengaruhi ketersediaan nutrisi organisme disebut jalur transport elektron anaerob.<br /> * Transport elektron secara anaerob adalah jalur yang umum dilakukan oleh beberapa bakteri. Elektron dipisahkan dari komponen organik dan dikirim ke sistem transport yang terdapat dalam plasma membran. Energi yang dihasilkan akibat proses ini sangat bervariasi.<br /> * Suatu komponen inorganik dalam lingkungan seringkali merupakan penangkap elektron terakhir.<br /> * Contohnya, bakteri anaerob tertentu yang hidup di tanah berlumpur basah memisahkan elektron dari suatu atau beberapa komponen dan membuangnya ke gugus sulfat (SO4), menghasilkan H2S yang berbau.<br /> * Jadi dalam transport elektron anaerob, senyawa inorganik, bukan oksigen adalah penangkap elektron terakhir.<br /><br />Fotosintesis: jalur metabolisme yang memerlukan energi<br /><br /> * fotosintesis adalah proses bagaimana tanaman membuat molekul makanan dengan menggunakan sinar matahari dari bahan dasar karbon dioksida dan air<br /> * Proses ini amat penting bagi kelestarian organisme di dunia karena proses inilah yang menyebabkan makanan organisme tersedia baik untuk tanaman, hewan, jamur dan bakteri.<br /> * Proses ini merupakan jalur utama metabolisme yang membutuhkan energi<br /> * Energi untuk proses ini diperoleh dari energi matahari yang di dalam proses fotosintesis diubah menjadi energi bentuk lain (ATP) dan selanjutnya energi ATP diubah atau digunakan untuk sintesis komponen organik<br /> * Proses tersebut terjadi di dalam organel kloroplast, pada sel tanaman yang disebut mesofil yaitu jaringan hijau di bagian dalam daun<br /> * Persamaan sebagai penyederhanaan proses fotosintesis yang sebenarnya kompleks.<br /> * 6CO2 + 12H2O + energi sinar matahari à C6H12O6 + 6H2O + 6O2<br /> * Dalam proses fotosintesis ada dua tahapan, di mana masing-masing tahap terdiri atas beberapa langkah<br /> * Tahap pertama disebut reaksi sinar, yaitu reaksi perubahan energi matahari menjadi energi kimia dengan menghasilkan oksigen sebagai hasil sampingnya.<br /> * Tahap pertama fotosintesis adalah langkah-langkah penyerapan energi matahari oleh klorofil dan perubahannya menjadi energi kimia dalam bentuk ATP dan NADH dan terjadi pada membran bagian dalam, yaitu sistem membran tylakoid.<br /> * Langkah tahap reaksi yang tergantung adanya sinar ini (karenanya disebut reaksi sinar) ada tiga langkah, yaitu:<br /> o (1) langkah pertama penyerapan energi matahari oleh pigmen dan menghasilkan elektron;<br /> o (2) langkah kedua adalah pemindahan elektron dan hidrogen menghasilkan ATP dan NADPH;<br /> o (3) langkah ketiga, pigmen yang memberikan elektron pada langkah pertama memperoleh atau mengambil elektron kembali.<br /> * Sistem penangkapan energi matahari dengan hasil molekul energi (a.l. ATP) tersebut disebut fotosistem. Dalam membran tylakoid, ada dua fotosistem yang menghasilkan elektron melalui dua sistem transport elektron yang berbeda.<br /> * Tanaman, oleh karenanya, dapat membuat ATP dengan dua jalur yang berbeda, satu jalur siklus dan satunya jalur yang nonsiklus. Jalur yang siklus pembentukan ATP dikenal sebagai fotosistem I dan mungkin jalur pembentukan ATP yang tertua.<br /> * Jalur yang nonsiklus saat ini mendominasi pembentukan ATP dan dikenal dengan fotosistem II.<br /> * Dalam fotosistem II ada proses fotolisis, yaitu rangkaian reaksi pemecahan molekul air menjadi ion oksigen dan hidrogran dan elektron.<br /> * Elektron hasil fotosistem II diberikan ke fotosistem I (Gambar 2.10).<br /> * Pada tahap pertama fotosintesis reaksi terang ini, gula belum dibentuk, gula baru terbentuk setelah melewati tahap kedua.<br /> * Tahap kedua dikenal sebagai siklus Calvin (atau buku lain menulis siklus Calvin-Beson, penemunya) yaitu suatu reaksi berurutan pembentukan molekul gula dari bahan dasar CO2 dan energi hasil proses reaksi sinar (nama Calvin diambil untuk penghargaan peraih Nobel Melvin Calvin yang mempelajari ini secara detail dan menerangkan bahwa fotosintesis berarti dua kata dari dua proses, yaitu foto atau tahap reaksi sinar dan sintesis yang berarti pembentukan)<br /> * Tempat terjadinya reaksi tahap kedua adalah di stroma klorofil<br /> * Pembentukan komponen organik pada tahap kedua ini tidak secara langsung tergantung ada tidaknya energi sinar matahari, bahkan dalam kondisi gelap sekalipun sepanjang ada ATP dan NADPH<br /> * Proses tersebut dimulai dari masuknya molekul CO2 ke dalam siklus Calvin disebut juga fiksasi karbon. Yaitu ketika molekul CO2 yang masuk melalui stomata ditangkap oleh atau terikat oleh enzim ribulosa bifosfat (sering disingkat RuBP).<br /> * Setelah fiksasi karbon, enzim dalam siklus Calvin membuat gula dengan cra mereduksi terus ataom-atom karbon dengan menambahkan elektron berenergi tinggi ke dalamnya dengan ion H+. <br /><br />Ringkasan<br /><br /> 1. Interaksi di antara atom-atom, ion-ion, dan molekul-molekul adalah awal terbentuknya susunan dan sifat serta tingkah laku substansi yang menyusun sel dan lingkungan sel<br /> 2. Molekul yang dapat menarik air disebut hidrofilik, dan molekul yang takut atau tak mau bersentuhan dengan air disebut hidrofobik<br /> 3. Molekul organik adalah molekul yang mengandung gugus karbon, yaitu karbohidrat, protein, lemak, dan asam nukleat. Struktur dan tingkah laku komponen organik dipengaruhi oleh gugus fungsionil yang terikat secara kovalen dengan kerangka karbon. Asam nukleat DNA dan RNA dan molekul RNA berfungsi dalam proses di mana informasi dan instruksi genetis digunakan dalam membuat protein.<br /> 4. Teori sel, yaitu (1) kehidupan disusun dari satu atau lebih sel, (2) sel adalah unit kehidupan paling dasar yang hidup saling ketergantungan dan memiliki atau menyimpan kemampuan untuk hidup dan (3) sel berasal dari sel lain yang sudah ada. Ada dua macam sel yaitu prokariot dan eukariot.<br /> 5. Struktur sel minimum terdiri atas membran sel, bagian untuk sitoplasma dan bagian untuk DNA. Membran sel terdiri atas dua lapis lipida dan protein. Struktur dua lapis lipida memberikan batasan dari substansi yang larut air, karena lipida hidrofobik. Proteinnya dapat menjalankan fungsi sel memasukkan dan atau mengeluarkan molekul masuk dan atau keluar sel. Struktur sel eukariot tersusun atas membran internal yang membagi sitoplasma sel menjadi bagian-bagian yang memiliki fungsi-fungsi yang berbeda, disebut organel. Organel utama adalah inti atau nukleus. Pada sel prokariot (misal bakteri) tidak ada struktur semacam organel inti yang dikelilingi membran. Organel-organel sel tertentu hanya dijumpai pada sel tertentu saja.<br /> 6. Perubahan energi dari satu bentuk ke bentuk yang lain melalui suatu jalur reaksi metabolisme tertentu berhubungan dengan fungsi sel. Enzim diperlukan dalam proses perubahan tersebut, dan kadang-kadang koenzim membutuhkan energi dan jalur yang menghasilkan energi<br /> 7. Jalur utama penghasil energi dikenal dengan respirasi sel, ada yang aerob dan ada yang anaerob. Jalur awal respirasi sel adalah glikolisis. Jalur aerob terjadi dalam organel mitokondria dan menghasilkan banyak ATP disebut siklus Krebs atau siklus trikarboksilat. Jalur anaerob, tidak banyak menghasilkan ATP bisa terjadi melalui jalur fermentasi asam laktat atau jalur fermentasi alkohol. Jalur anaerob lain adalah transport elektron anaero.<br /> 8. Fosintesis merupakan jalur utama metabolisme yang membutuhkan energi. Proses fotosintesis terdir atas dua tahap yaitu (1) tahap yang membutuhkan sinar disebut reaksi terang atau reaksi sinar yang terdiri atas fotosistem I dan fotosistem II di mana di sini terjadi proses perubahan energi matahari yang ditangkapa pigmen warna dan diubahnya menjadi molekul energi ATP dan NADPH; (2) tahap yang tidak tergantung sinar karena bisa terjadi dalam keadaaan gelap asalkan tersedia ATP dan NADPH yang cukup untuk mensintesis molekul organik dari bahan dasar CO2 dan H2O. Langkah pertama menempelkan molekul CO2 ke enzim ribulosa bifosfat disebut fiksasi karbon, diikuti langkah berikutnya yaitu masuk ke siklus Calvin atau siklus Calvin-Benson dengan hasil akhir gugus organik (gula, misalnya).Generasi Biologi-STAIN CRBhttp://www.blogger.com/profile/17956137205590496111noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3114400471880653303.post-62025101396829431092009-06-09T03:49:00.001-07:002009-06-09T03:50:08.311-07:00Karakteristik Mata Pelajaran BiologiBiologi sebagai sebuah mata pelajaran memiliki karakteristik berbeda daripada mata pelajaran lain yang diajarkan di sekolah. Obyek biologi yang berupa makhluk hidup merupakan daya tarik tersendiri yang dapat menarik perhatian dan minat siswa untuk mempelajarinya. Kesalahan klasik yang selalu muncul dalam memahami mata pelajaran ini adalah dianggapnya biologi adalah materi yang harus dihafalkan, sehingga bagi sebagian siswa menganggap biologi sebagai pelajaran yang membosankan.<br /><br />Bagaimana menjadikan mata pelajaran biologi menjadi menarik bagi siswa? Saya rasa guru-guru biologi sudah banyak sekali yang dapat menjelaskannya dengan tepat. Saya sebenarnya menyadari itu, tapi saya berpikir tidak ada salahnya jika kita berbagi pengetahuan. Oleh karena itu saya memberanikan diri untuk memposting tulisan singkat ini. Baiklah kita kembali ke pertanyaan di atas. Mungkin sebagian dari kita telah mencoba menyajikan materi-materi biologi dalam kemasan yang menarik sehingga siswa menyukainya. Untuk dapat menyajikan materi biologi secara menarik sebaiknya kita mengenal secara baik karakteristik mata pelajaran biologi. Uraian berikut mencoba memberi gambaran tentang karakteristik mata pelajaran biologi yang dirangkum dari berbagai sumber.<br /><br />STRUKTUR KEILMUAN BIOLOGI<br /><br />Struktur keilmuan biologi salah satunya adalah yang didefinisikan oleh Biological Science Curriculum Study (BSCS) . Secara umum mata pelajaran biologi ditinjau dari 3 sudut pandang yaitu: tema biologi, level organisasi, dan obyek biologi. Ketiga sudut pandang ini diterapkan secara bersama-sama sebagai sebuah satu kesatuan (Depdiknas, 2003).<br /><br />Tema biologi menurut BSCS ada 9 meliputi: Science as Inquiry (IPA sebagai penemuan), History of Biological Concept (sejarah konsep biologi), Evolution (Evolusi), Diversity and Unity (keragaman dan kesatuan), Genetic Continuity (kelangsungan genetik), Organism and Environment (organisme dan lingkungan), Behavior (tingkah laku), Structure and Function (Struktur dan fungsi), dan Regulation.<br /><br />Dari tema-tema tersebut kemudian dibahas pada setiap tingkatan dalam organisasi kehidupan. Adapun tingkatan organisasi kehidupan adalah: tingkat molekuler, sel, jaringan dan organ, individu, populasi, komunitas, dan bioma.<br /><br />Selanjutnya dari tema dan tingkat organisasi kehidupan tersebut diberlakukan untuk kelompok makhluk hidup yang termuat dalam sistem taksonomi. Ada beberapa cara pengelompokkan makhluk hidup yang dilakukan oleh para ahli. Ada yang membaginya menjadi dua kingdom saja (tumbuhan dan hewan), ada yang lima kingdom (monera, protista, fungi, planta, dan animalia) dan ada lagi yang mengelompokkan menjadi enam kingdom (virus, monera, protista, fungi, planta, dan animalia), dan mungkin ada lagi pengelompokkan yang lain lagi.<br /><br />PRODUK BIOLOGI<br /><br />Hasil studi mata pelajaran biologi diuraikan secara autentik dalam buku-buku ilmiah, atau pada berbagai macam media antara lain: foto, VCD, DVD, atau media lainnya. Menurut Susanto (1991) hasil-hasil studi itu diungkapkan dengan berbagai macam bentuk ungkapan antara lain: istilah, fakta, konsep, prinsip dan prosedur.<br /><br />Istilah dalam mata pelajaran biologi adalah sebutan, simbol atau nama dari benda-benda dan gejala alam, orang dan tempat. Dengan istilah maka dapat diungkapkan apa yang telah didengar, dilihat, diraba, dibau atau dikecap oleh seseorang kepada orang lain. Dalam pembelajaran ini tidak memerlukan proses berpikir yang kompleks.<br /><br />Fakta adalah ungkapan tentang sifat suatu benda, tempat atau waktu adanya atau terjadinya suatu benda atau kejadian. Fakta dapat berkaitan dengan wujud, bentuk, bangun, ukuran, warna, bau, rasa, dan lain-lain. Fakta juga dapat menyangkut orang, hewan, tumbuhan atau benda lainnya. Pada dasarnya fakta dalam pembelajaran memerlukan proses berpikir yang sederhana saja.<br /><br />Konsep dapat berarti istilah yang sudah dimaknai secara khusus. Contoh dalam kalimat “Deta menderita penyakit hati”. Kata hati dalam kalimat tersebut adalah organ lever. “Ibu sakit hati atas apa yang telah dilakukan Deta terhadapnya”. Hati dalam kalimat tersebut bermakna perasaan. Uddin dalam Susanto (1990) memberikan arti konsep sebagai penjelasan tentang ciri-ciri khusus dari sekelompok benda, gejala atau kejadian yang membedakannya dengan benda, gejala atau kejadian lain. Atau penjelasan tentang ciri-ciri utama untuk mengklasifikasikan atau mengkatagorikan sekelompok benda atau kejadian. Singkatnya konsep dapat dijelaskan dengan definisi atau batasan. Tetapi tidak semua konsep dapat dijelaskan dengan definisi.<br /><br />Prinsip atau dapat juga disebut generalisasi atau kaidah merupakan suatu ide (statement) tentang hubungan antara dua konsep atau lebih. Contoh: Benda memuai jika dipanaskan. Prinsip dalam mata pelajaran biologi dapat berupa model, hipotesis, teori, atau hukum.<br />Prosedur adalah langkah-langkah dari suatu rangkaian kejadian, suatu proses atau suatu kerja. Prosedur biasanya terdiri dari beberapa prinsip atau didasari oleh suatu prinsip.<br /><br />Sumber:<br />Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kurikulum 2004 SMA: Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian. Jakarta: Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Umum.<br /><br />Susanto, Pudyo. 1991. Pengembangan Bahan Pembelajaran IPA. Malang: makalah tidak diterbitkan.Generasi Biologi-STAIN CRBhttp://www.blogger.com/profile/17956137205590496111noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3114400471880653303.post-78895953193687092772009-06-02T01:35:00.000-07:002009-06-02T01:40:35.693-07:00Makalah Penelitian Tindakan Kelas "Jenis dan Model PTK"BAB II<br />PEMBAHASAN<br /><br />A. Jenis Penelitian Tindakan Kelas <br />Ada empat jenis PTK, yaitu: <br />1. PTK diasnogtik, <br />2. PTK partisipan, <br />3. PTK empiris, dan <br />4. PTK eksperimental (Chein, 1990). <br /><br />Untuk lebih jelas, berikut dikemukakan secara singkat mengenai keempat jenis PTK tersebut.<br />1. PTK Diagnostik; Jenis Diagnostik maksudnya penelitian dilakukan untuk menuntun peneliti ke arah suatu tindakan karena suatu masalah yang terjadi, misalnya adanya konflik antar siswa di kelas, adanya pertengkaran di antara siswa dan sejenisnya.<br /><br />2. PTK Partisipan; suatu penelitian dikatakan sebagai PTK partisipan ialah apabila orang yang akan melaksanakan penelitian harus terlibat langsung dalam proses penelitian sejak awal sampai dengan hasil penelitian berupa laporan. Dengan demikian, sejak penencanan panelitian peneliti senantiasa terlibat, selanjutnya peneliti memantau, mencacat, dan mengumpulkan data, lalu menganalisa data serta berakhir dengan melaporkan hasil panelitiannya. PTK partisipasi dapat juga dilakukan di sekolah seperti halnya contoh pada butir a di atas. Hanya saja, di sini peneliti dituntut keterlibatannya secara langsung dan terus-menerus sejak awal sampai berakhir penelitian.<br /><br />3. PTK Empiris; yang dimaksud dengan PTK empiris ialah apabila peneliti berupaya melaksanakan sesuatu tindakan atau aksi dan membukakan apa yang dilakukan dan apa yang terjadi selama aksi berlangsung. Pada prinsipnya proses penelitinya berkenan dengan penyimpanan catatan dan pengumpulan pengalaman penelti dalam pekerjaan sehari-hari. <br /><br />4. PTK Eksperimental; yang dikategorikan sebagai PTK eksperimental ialah apabila PTK diselenggarakan dengan berupaya menerapkan berbagai teknik atau strategi secara efektif dan efisien di dalam suatu kegiatam belajar-mengajar. Di dalam kaitanya dengan kegitan belajar-mengajar, dimungkinkan terdapat lebih dari satu strategi atau teknik yang ditetapkan untuk mencapai suatu tujuan instruksional. <br /><br />Dengan diterapkannya PTK ini diharapkan peneliti dapat menentukan cara mana yang paling efektif dalam rangka untuk mencapai tujuan pengajaran. <br /><br />B. Model-Model Penelitian Tindakan Kelas <br />Ada beberapa model PTK yang sampai saat ini sering digunakan di dalam dunia pendidikan, di antaranya: (1) Model Kurt Lewin, (2) Model Kemmis dan Mc Taggart, (3) <br />Model John Elliot, dan (4) Model Dave Ebbutt.<br /><br />1. Model Kurt Lewin; di depan sudah disebutnya bahwa PTK pertama kali diperkenalkan oleh Kurt Lewin pada tahun 1946. konsep inti PTK yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin ialah bahwa dalam satu siklus terdiri dari empat langkah, yaitu: <br />a) Perencanaan ( planning), <br />b) Aksi atau tindakan (acting), <br />c) Observasi (observing), dan <br />d) Refleksi (reflecting) (Lewin, 1990).<br /> Sementara itu, empat langkah dalam satu siklus yang dikemukakan oleh Kurt Lewin tersebut oleh Ernest T. Stringer dielaborasi lagi menjadi : <br />a) Perencanaan (planning), <br />b) Pelaksanaan (implementing), dan <br />c) Penilaian (evaluating) (Ernest, 1996).<br />Hubungan keempat komponen tersebut dipandang sebagai siklus yang dapat digambarkan sebagai berikut :<br /><br /> Acting<br /><br /> Planning Observating<br /><br /> Reflecting<br /> Gmbr.1 Hubungan keempat komponen<br />2. Model Kemmis dan Mc. Taggart, Model yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc. Taggart tidak terlalu berbeda dengan model Kurt Lewin. Dikatakan demikian karena di dalam satu siklus atau piutaran terdiri atas empat komponen seperti yang dilaksanakan Lewin. Keempat komponen tersebut adalah : <br />a) Perencanaan ( planning),<br />b) tindakan ( acting )<br />c) Observasi ( observation ), dan <br />d) refleksi ( reflection ). <br />Sesudah satu siklus selesai diimplementasikan, khususnya sesudah ada refleksi, diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang dilaksanakan dalam bentuk siklus tersendiri. Demikian seterusnya atau dengan beberapa kali siklus. Model Kemmis dan Taggart dapat dilihat pada Bagan 2. <br />Kemmis dan Taggart telah melakukan penelitian tindakan kelas, mengenai proses inkuari pada pelajaran sains. Ia memfokuskan pada strategi bertanya kepada siswa. <br /><br />Keputusannya timbul dari pengamatan tahap awal yang menunjukkan bahwa siswa belajar sains dengan menghafal bukan dalam proses inkuari. Dalam diskusi, dipikirkannya cara untuk mendorong siswa berinkuari, apakah dengan mengubah kurikulum atau mengubah cara bertanya kepada siswa. Akhirnya diputuskan untuk menyusun strategi bertanya untuk mendorong siswa menjawab pertanyaan. Semua kegiatan ini dilakukan pada tahap perencanaan. Pada kotak act (tindakan), mulai diajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa untuk mendorong mereka mengatakan apa yang mereka pahami dan apa yang mereka minati. <br /> <br />Gmbr. 2 Desain PTK Model Menurut Kemmis dan Taggart <br />Sumber: Hopkins (1993:48) dan Zainal Aqib (2006:23) <br /><br />Pada kotak observasi, pertanyaan-pertanyaan dan jawaban-jawaban siswa dicatat atau direkam untuk melihat apa yang sedang terjadi. Pengamat juga mencatat dalam buku hariannya. Dalam kotak refleksi, ternyata kontrol kelas yang terlalu ketat menyebabkan tanya jawab kurang lancar dilaksanakan, sehingga tidak mencapai hasil yang baik dan perlu diperbaiki. <br /><br />Pada siklus berikutnya, perencanaan direvisi dengan memodifikasi dalam bentuk mengurangi pertanyaan-pertanyaan guru yang bersifat mengontrol siswa, agar strategi bertanya dapat berlangsung dengan baik. Pada tahap tindakan siklus kedua hal itu dilakukan. Pelaksanaannya dicatat dan direkam untuk melihat pengaruhnya terhadap perilaku siswa. Pada tahap refleksi, ternyata siswa sulit dikendalikan. Kemmis merenung, apakah pelajaran dilanjutkan dengan probing atau menggunakan teknik lain. <br /><br />Demikian permasalahan lanjutan terjadi, dan seterusnya harus kembali pada perencanaan. <br /><br />3. Model John Elliot; apabila dibandingkan dua model yang sudah diutarakan di atas, yaitu Model Kurt Lewin dan Kemmis-McTaggart, PTK Model John Elliot ini tampak lebih detail dan rinci. Dikatakan demikian, oleh karena di dalam setiap siklus dimungkinkan terdiri dari beberapa aksi yaitu antara 3-5 aksi (tindakan). Sementara itu, setiap aksi kemungkinan terdiri dari beberapa langkah, yang terealisasi dalam bentuk kegiatan belajar-mengajar. Maksud disusunnya secara terinci pada PTK Model John Elliot ini, supaya terdapat kelancaran yang lebih tinggi antara taraf-taraf di dalam pelaksanan aksi atau proses belajar-mengajar. Selanjutnya, dijelaskan pula olehnya bahwa terincinya setiap aksi atau tindakan sehingga menjadi beberapa langkah oleh karena suatu pelajaran terdiri dari beberapa subpokok bahasan atau materi pelajaran. Di dalam kenyataan praktik di lapangan setiap pokok bahasan biasanya tidak akan dapat diselesaikan dalam satu langkah, tetapi akan diselesaikan dalam beberapa rupa itulah yang menyebabkan John Elliot menyusun model PTK yang berbeda secara skematis dengan kedua model sebelumnya, yaitu seperti dikemukakan berikut ini.<br />SIKLUS PELAKSANAAN PTK<br /> <br />Gmbr 3: Riset Aksi Model John Elliot<br /> <br /> <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> Atau bisa dengan contoh gambar siklus dibawah ini :<br /> <br /> <br />Gbr.4 Desain PTK Model Jhon Elliot <br />Sumber Hopkins (1993:49) <br /><br />4. Model Dave Ebbutt<br />Sesudah Dave Ebbutt mempelajari model-model PTK yang dikemukakan para ahli PTK sebelumnya, dia berpendapat bahwa model-model PTK yang ada seperti yang diperkenalkan oleh John Elliot, Kemmis dan Mc Taggart, dan sebagainya dipandang sudah cukup bagus. Akan tetapi, tetapi dalam model-model tersebut masih ada beberapa hal atau bagian yang belum tepat sehingga masih perlu dibenahi. Pada dasarnya Ebbutt setuju dengan gagasan-gagasan yang diutarakan oleh Kemmis dan Elliot tetapi tidak setuju mengenai beberapa interprestasi Elliot mengenai karya Kemmis. Selanjutnya dikatakan pula olehnya tentang pandangan Ebbutt yang mengatakan bahwa bentuk spiral yang dilakukan oleh Kemmis dan Mc Taggart bukan merupakan cara baik untuk menggambarkan proses aksi refleksi (actionreflection).<br /><br />Karena Dave Ebbutt merasa tidak puas dengan adanya model-model PTK yang hadir sebelumnya, kemudian dia memperkenalkan model PTK yang disusunnya sendiri. PTK model Dave Ebbutt ini secara skematis dapat dilihat digambar sebagai berikut: <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Dari keempat model yang telah dipaparkan, pada dasarnya dalam PTK terdapat empat tahapan penting, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan (observasi), dan (4) refleksi. Ke empat tahapan tersebut dapat dilihat pada bagan 4 berikut. <br /> <br />Gmbr 5. Desain Penelitian Kelas Secara Umum <br /> <br />Dari desain yang dilukiskan pada bagan 4 di atas tampak bahwa penelitian kelas merupakan proses perbaikan secara terus menerus dari suatu tindakan yang masih mengandung kelemahan sebagaimana hasil refleksi menuju ke arah yang semakin sempurna. Penjelasan pada masing-masing tahapan adalah sebagai berikut. <br /><br />1. Refleksi Awal <br />Refleksi awal dilakukan oleh peneliti berkolaborasi dengan partisipan (teman sejawat atau dari praktisi lain) mencari informasi untuk mengenali dan mengetahui kondisi awal dari permasalahan yang akan dicari solusinya. Refleksi awal dapat dilakukan dengan cara menelaah kekuatan atau kelemahan dari suatu proses pembelajaran yang telah dilakukan baik dari aspek diri sendiri, siswa, sarana belajar atau sumber/lingkungan belajar. Dari temuan-temuan awal, difokuskan pada identifikasi masalah yang nyata, jelas dan mendesak untuk dicari solusinya. Sebagai contoh, misalnya Anda telah mengajarkan kegiatan rancang bangun di SD pada siswa kelas 4 untuk menerapkan konsep perubahan energi. Setelah pembelajaran dilaksanakan ternyata, siswa sulit melakukan kegiatan perancangan suatu karya tersebut. Dalam hal ini, Anda dapat menelusuri beberapa penyebab kesulitan siswa dalam melakukan perancangan alat, melakukan pengkajian terhadap alur pbm yang sudah dilakukan, sarana yang diperlukan, alokasi waktu, atau pengetahuan dan keterampilan prasyarat yang diperlukan siswa. <br /><br />2. Perencanaan Tindakan (planning) <br />Dalam tahap ini, peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan yang akan dilakukan. Apabila peneliti telah yakin terhadap kebenaran rumusan masalah, maka selanjutnya adalah menyusun rencana tindakan yang meliputi : <br />• Penetapan bukti atau indikator untuk mengukur tingkat ketercapaian pemecahan masalah sebagai akibat dilakukannya tindakan; <br />• Penetapan skenario tindakan-tindakan yang diharapkan dapat menghasilkan dampak ke arah perbaikkan program; <br />• Perencanaan metode dan alat untuk mengamati dan merekam/mendokumentasikan semua data tentang pelaksanaan tindakan; dan <br />• Perencanaan metode dan teknik pengolahan data sesuai dengan sifat dan kepentingan penelitian. <br /><br />3. Pelaksanaan Tindakan <br />Tahap ini merupakan implementasi atau penerapan isi rencana, yaitu melakukan tindakan-tindakan sesuai dengan langkah-langkah tindakan yang telah direncanakan pada tahap perancangan. Skenario tindakan yang telah direncanakan dilaksanakan dalam situasi yang aktual. Dalam waktu yang sama peneliti melakukan pengamatan dan interpretasi terhadap jalannya pelaksanaan tindakan itu. <br /><br />4. Observasi <br />Observasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun sebelumnya, dan seberapa jauh proses yang terjadi dapat diharapkan menuju sasaran yang diharapkan. Sebenarnya observasi atau pengamatan tidak terpisah dengan pelaksanaan tindakan. Jadi observasi dan pelaksanaan dilakukan dalam waktu bersamaan. <br /><br />5. Refleksi dan evaluasi <br />Refleksi merupakan kegiatan analisis, sintesis, interpretasi, dan eksplanasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan suatu kriteria, misalnya kriteria efektivitas pengajaran mempunyai indikator penggunaan waktu, biaya, tenaga, dan pencapaian hasil. Evaluasi dapat dilakukan secara kualitatif atau kuantitatif. <br /><br />Pada tahapan refleksi dilakukan analisis data yang diperoleh dari dampak pelaksanaan tindakan dan hambatan yang muncul dan didiskusikan rencana berikutnya untuk memperbaiki hal-hal yang masih kurang. <br /><br />Setelah melakukan observasi, refleksi, dan evaluasi biasanya muncul permasalahan baru atau pemikiran baru, sehingga peneliti merasa perlu melakukan perencanaan ulang, tindakan ulang, pengamatan ulang, dan refleksi ulang. Demikian langkah-langkah kegiatan PTK dalam siklus terus berulang, sehingga membentuk siklus kedua, ketiga, dan seterusnya. <br /><br />BAB III<br />KESIMPULAN<br /><br />Dari pemaparan isi makalah di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:<br /> Jenis PTK itu ada empat, yaitu: <br />1. PTK Diagnostik; <br />2. PTK Partisipan; <br />3. PTK Empiris; <br />4. PTK Eksperimental; <br /> Model-Model Penelitian Tindakan Kelas <br />1. Model Kurt Lewin; <br />2. Model Kemmis dan Mc. Taggart, <br />3. Model John Elliot; <br />4. Model Dave Ebbutt<br /><br />Dari keempat model tersebut, pada dasarnya dalam PTK terdapat empat tahapan penting, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan (observasi), dan (4) refleksi <br /><br />Yang membedakan model satu dengan yang lainnya yaitu, pada model Kurt Lewin yaitu pada satu siklus terdiri dari perencanaan, aksi dan tindakan, observasi, dan revleksi, pada model Kemmis dan Mc. Taggart membuat strategi pertanyaan kepada siswa pada saat tindakan (acting) untuk mendorong siswa mengatakan apa yang mereka pahami dan apa yang mereka minati, pada model John Elliot untuk pembahasan dilakukan lebih dari satu kali (dilakukan beberapa siklus), sedangkan pada model Dave Ebbutt dilakukan secara lebih sistematis mulai dari ide umum, survai, rencana keseluruhan, tindakan 1, monitoring dan survai, dan mengulangnya kembali dari awal setelah melakukan revisi, dsb. <br /><br />DAFTAR PUSTAKA<br /><br /> Arikunto Suharsimi,dkk (2008), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Angkasa, Jakarta.<br /> Aqib Zainal (2007), Penelitian Tindakan Kelas, Yrama Widya, Bandung.<br /> Wiriaatmaja Rachiati, Metode Penelitian Tindakan Kelas, Rosda, Bandung<br /> http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/21/penelitian-tindakan-kelas-part-ii/<br /> http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/02/penelitian-tindakan-kelas-jenis-jenis.html<br /> http://118.98.216.59/subdom/modul/bahan/pend_ptk_2008/mdptk.htmGenerasi Biologi-STAIN CRBhttp://www.blogger.com/profile/17956137205590496111noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3114400471880653303.post-44374081568588951172009-06-02T01:31:00.000-07:002009-06-02T01:33:57.520-07:00Pembahasan Makalah Hormon Pada ManusiaHormon (dari bahasa Yunani, όρμή: horman - "yang menggerakkan") adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin yang mengatur homeostasis, reproduksi, metabolisme, dan tingkah laku. <br /><br />Sistem hormone (sistem endoklin = sistem kelenjar buntu) yaitu sistem yang terdiri atas kelenjar-kelenjar yang melepaskan sekresinya ke dalam darah. Hormon berperan dalam pengaturan metabolisme, pertumbuhan dan perkembangan, reproduksi, mempertahankan homeostasis, reaksi terhadap stress, dan tingkah laku. <br /><br />A. Kelenjar-kelenjar yang terdapat dalam tubuh manusia :<br />1. Kelenjar hipofisis (kelenjar pituitari)<br />Kelenjar ini terletak pada dasar otak besar dan menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Oleh karena itu kelenjar hipofisis disebut master gland. Kelenjar hipofisis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian anterior, bagian tengah, dan bagian posterior <br />a) Hipofisis lobus anterior yaitu menghasilkan :<br /> Hormone tirotropin (Tiroid stimulating hormone, TSH) berfungsi memelihara pertumbuhan dan perkembangan kelenjar targetnya (tiroid kelenjar gondok) dan merangsang tiroid untuk mensekresikan hormone tiroksin<br /> Andrenocorticotrophic (corticotropia, ACTH) berfungsi memelihara pertumbuhan dan perkembangan normal korteks adrenal dan merangsang untuk mengsekresikan kortisol dan glucocorticoid yang lain.<br /> Gonadotropin, yang terdiri dari Follicle stimulating hormone (FSH) dan Luteinizing hormone (LH)<br /> Somatotropic hormone (Ghowth hormone, GH) yaitu hormone yang menyebabkan pertumbuhan dari semua jaringan tubuh yang dapat tumbuh.<br /> Prolaktin (Luteotropic hormone, LTH) berfungsi untuk merangsang sekresi kelenjar susu (glandula mamae)<br />b) Hipofisis lobus intermedia yaitu hormon perangsang melanosit atau melanosit Stimulating Hormon MSH). Apabila hormon ini banyak dihasilkan maka menyebabkan kulit menjadi hitam.<br />c) Hipofisis lobus posterior yaitu hormon yang dihasilkan :<br /> Hormone vasopressin atau antidiuretik hormone (ADH) yaitu berfungsi untuk mencegah pembentukan urine dalam jumlah banyak dan berpengaruh dalam pengaturan tekanan darah.<br /> Hormon oksitosin yang berfungsi merangsang kontraksi yang kuat pada uterus sehingga penting dalam membantu proses kelahiran.<br /><br />2. Kelenjar Tiroid <br />Kelenjar tiroid ialah organ endokrin yang terletak di leher manusia. Fungsinya ialah mengeluarkan hormon tiroid. Antara hormon yang terpenting ialah Thyroxine (T4) dan Triiodothyronine (T3). Hormon-hormon ini mengawal metabolisma (pengeluaran tenaga) manusia<br /><br />Kelenjar tiroid terdiri dari dua lobus, satu di sebelah kanan dan satu lagi disebelah kiri. Keduanya dihubungkan oleh suatu struktur ( yang dinamakan isthmus atau ismus. Setiap lobus berbentuk seperti buah pir. Kelenjar tiroid mempunyai satu lapisan kapsul yang tipis dan pretracheal fascia. Pada keadaan tertentu kelenjar tiroid aksesoria dapat ditemui di sepanjang jalur perkembangan embriologi tiroid.<br /><br />Struktur ismus atau isthmus yang dalam bahasa latin artinya penyempitan merupakan struktur yang menghubungkan lobus kiri dan kanan. Posisinya kira-kira setinggi cincin trakea 2-3 dan berukuran sekitar 1,25 cm. Anastomosis di antara kedua arteri thyroidea superior terjadi di sisi atas ismus, sedangkan cabang-cabang vena thyroidea inferior ber-anastomosis di bawahnya. Pada sebagian orang dapat ditemui lobus tambahan berupa lobus piramidal yang menjulur dari ismus ke bawah<br /><br />Darah ke kelenjar tiroid dibekalkan oleh arteri superior thyroid yang merupakan cabang pertama arteri external carotid(ECA). Arteri ini menembusi pretracheal fascia sebelum sampai ke bahagian superior pole lobe kelenjar tiroid. Saraf laryngeal terletak berhampiran(di belakang) arteri ini, jadi jika dalam pembedahan tiroidektomi, kemungkinan besar saraf ini terpotong jika tidak berhati-hati.<br /><br />Kelenjar tiroid juga dibekalkan oleh arteri inferior thyroid yang merupakan cabang daripada thyrocervical trunk(cabang daripada arteri subclavian). Dalam 3% populasi manusia, terdapat satu lagi arteri ke kelenjar tiroid, iaitu arteri thyroid ima.<br /><br />Sel tiroid adalah satu-satunya sel dalam tubuh manusia yang dapat menyerap iodin atau yodium yang diambil melalui pencernaan makanan. Iodin ini akan bergabung dengan asam amino tirosin yang kemudian akan diubah menjadi T3 (triiodotironin) dan T4 (triiodotiroksin). Dalam keadaan normal pengeluaran T4 sekitar 80% dan T3 15%. <br /><br />Sedangkan yang 5% adalah hormon-hormon lain seperti T2.<br />T3 dan T4 membantu sel mengubah oksigen dan kalori menjadi tenaga (ATP = adenosin tri fosfat). T3 bersifat lebih aktif daripada T4. T4 yang tidak aktif itu diubah menjadi T3 oleh enzim 5-deiodinase yang ada di dalam hati dan ginjal. Proses ini juga berlaku di organ-organ lain seperti hipotalamus yang berada di otak tengah.<br /><br />Hormon-hormon lain yang berkaitan dengan fungsi tiroid ialah TRH (tiroid releasing hormon)dan TSH (tiroid stimulating hormon). Hormon-hormon ini membentuk satu sistem aksis otak (hipotalamus dan pituitari)- kelenjar tiroid. TRH dikeluarkan oleh hipotalamus yang kemudian merangsang kelenjar pituitari mengeluarkan TSH. TSH yang dihasilkan akan merangasang tiroid untuk mengeluarkan T3 dan T4. Oleh karena itu hal yang mengganggu jalur diats akan mentyebabkan produksi T3 dan T4<br /><br />3. Kelenjar langerhans (pancreas)<br />Pulau langerhans mempunyai sel-sel alfa dan beta.<br />a) Sel-sel alfa menghasilkan glukogon yang berfungsi meninggikan gula darah<br />b) Sel-sel beta menghasilkan hormone insulin yang berfungsi mengubah gula darah menjadi gula otot (menurunkan gula darah)<br />c) Selain itu pancreas juga menghasilkan kelenjar pencernaan.<br /><br />4. Kelenjar paratiroid<br />Kelenjar ini menghasilkan hormone paratormon (PTH), yang terletak menempel pada permukaan kelenjar tiroid dan berjumlah 4 buah.<br />Hormon paratormon (PTH) berperan dalam metabolisme kalsium dan fosfot di dalam darah. Kekurangan hormone paratiroid dapat mengakibatkan gejala kekejangan otot.<br /><br />5. Kelenjar anak ginjal (kelenjar adrenal, suprarenalis)<br />Kelenjar anak ginjal terletak menempel di atas ginjal, yang terdiri atas 2 bagian, yaitu :<br />a) Bagian korteks<br />Menghasilkan hormone deoksikortison dan kortison. Kekurangan hormone ini dapat menimbulkan penyakit Addison yang dapat mengakibatkan kematian. <br />b) Bagian medula<br />Menghasilkan adrenalin (epinefrin). Hormon adrenalin berfungsi<br /> Untuk mengubah gula otot (glikogen) menjadi gula darah (glukosa)<br /> Menyempitkan pembuluh darah sehingga menaikkan tekanan darah<br /> Bersama dengan hormone insulin, adrenalin mengatur kadargula darah sampai 0,1%.<br /><br />6. Kelenjar kelamin <br />a) Kelenjar kelamin pria (testis)<br />Testis mempunyai 2 fungsi utama menghasilkan sel-sel mani (sperma) oleh tubulus seminifelus dan sekresi hormone jantan (antrogen) yaitu hormone testosterone oleh sel-sel leyding.<br /><br />Hormon testosterone berfungsi untuk mempengruhi spermatogenesis (pembentukan sperma) dan menimbulkan sifat-sifat seks sekunder pada pria seperti suara yang besar, tumbuh cambang, dan lain-lain<br /> b) Kelenjar kelamin wanita (ovarium)<br />Ovarium dapat menghasilkan ovum (sel telur) dan hormone-hormon ekstrogen dan progesterone.<br />Estrogen berpengaruh pada :<br /> Pematangan sel-sel kelamin<br /> Pertumbuhan alat kelamin<br /> Pemeliharaan sistem reproduksi<br /> Menimbulkan tanda-tanda seks sekunder pada wanita<br /><br />Progesteron dihasilkan oleh korpus leuteun yaitu badan kuning di dalam ovarium. Progesteron berfungsi : <br /> Mempengaruhi kontraksi otot rahim <br /> Pada endometrium uterus berfungsi mempersiapkan untuk nidasi bloktostocyst dan mempercepat pertumbuhan kelenjar pada endonetrium uterus.Generasi Biologi-STAIN CRBhttp://www.blogger.com/profile/17956137205590496111noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-3114400471880653303.post-80078102455074828772009-06-02T01:22:00.000-07:002009-06-02T01:26:02.237-07:00SIKLUS MENSTRULASI ATAU SIKLUS EKSTRUN PADA HEWANSiklus Reproduksi<br /><br />Siklus reproduksi adalah perubahan siklus yang terjadi pada sistem reproduksi (ovarium, oviduk, uterus dan vagina) hewan betina dewasa yang tidak hamil, yang memperlihatkan hubungan antara satu dengan yang lainnya.<br />Siklus reproduksi pada mamalia primata disebut dengan siklus menstruasi, sedangkan siklus reproduksi pada non primata disebut dengan siklus estrus. Siklus estrus ditandai dengan adanya estrus (birahi). Pada saat estrus, hewan betin akan reseftif sebab di dalam ovarium sedang ovulasi dan uterusnya berada pada fase yang tepat untuk implantasi untuk fase berikutnya disebut dengan satu siklus estrus. Panjang siklus estrus pada tikus mencit adalah 4-5 hari, pada babi, sapi dan kuda 21 hari dan pada marmut 15 hari .<br /><br />Pada mamalia khususnya pada manusia siklus reproduksi yang melibatkan berbagai organ yaitu uterus, ovarium, mame yang berlangsung dalam suatu waktu tertentu atau adanya sinkronisasi, maka hal ini dimungkinkan oleh adanya pengaturan/koordinasi yang disebut dengan hormon (hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin yang langsung dialirkan ke dalam peredaran darah dan mempengaruhi organ target) <br /><br />Pada kebanyakan vertebrata dengan pengecualian primata, kemauan menerima hewan jantan terbatas selama masa yang disebut estrus atau berahi. Selama estrus, hewan-hewan betina, secara fisiologis dan psikologis dipersiapkan untuk menerima hewan-hewan jantan, dan perubahan-perubahan struktural terjadi di dalam organ-organ assesori seks betina. Hewan-hewan monoestrus menyelesaikan satu siklus estrus setiap tahun sedangkan hewan-hewan poliestrus menyelesaikan dua atau lebih siklus estrus setiap tahun apabila tidak diganggu oleh kehamilan<br />(Adnan, 2006 : 43).<br /><br />Siklus estrus dapat dibagi dalam beberapa tahap yaitu tahap diestrus, proestrus, estrus, dan metestrus. Tahap-tahap isklus dapat ditentukan dengan melihat gambaran sitologi apusan vagina. Paad saat estrus, vagina memperlihatkan sel-sel epitel yang menanduk. Apusan vagina biasanya dibuat pada hewan hewan laboratorium, umpanya mencit dan tikus, sebelum hewan jantan dan betina disatukan, penyatuan sebaiknya dilakukan pada saat estrus awal. Pada saat estrus, vulva hewan betina biasanya merah dan bengkak. Adanya sumbat vagina setelah penyatuan menandakan bahwa kopulasi telah berlangsung, dan hari itu ditentukan sebagai hari kehamilan yang ke nol (Adnan, 2006 : 43)<br /><br />Manivestasi psikologis berahi ditimbulkan oleh hormon seks betina, yakni estrogen yang dihasilkan oleh folikel-folikel ovarium. Berahi yang jelas dapat ditimbulkan pemberian estrogen, bahkan dapat diberikan pada betina yang dioverektomi. Perlu diingat bahwa meskipun berahi disebabkan oleh ovarium, tetapi dengan pengertian bebas dari aktifitas ovarium. Pada betina yang intak, estrogen dari luar dapat menimbulkan berahi pada hampir tiap saat selama periode siklus estrus, oleh sebab itu maka berahi dapat dipisahkan sama sekali dari peristiwa yang terpenting pada ovarium, yakni ovulasi. Pada terapi dengan menggunkan estrogen, adanya faktor ini dalam praktek kedokteran hewan sering dilupakan (Nalbandov, 1990 : 140).<br /><br />Dua jenis siklus yang berbeda ditemukan pada mamalia betina. Manusia dan banyak primata lain mampunyai siklus menstrtuasi (menstrual cycle), sementara mamalia lain mempunya siklus estrus (estrous cycle). Pada kedua kasus ini ovulasi terjadi pada suatu waktu dalam siklus ini setelah endometrium mulai menebal dan teraliri banyak darah, karena menyiapkan uterus untuk kemungkinan implantsi embrio. Satu perbedaan antara kedua siklus itu melibatkan nasib kedua lapisan uterus jika kehamilan tidak terjadi. Pada siklus mnestruasi endometrium akan meluruh dari uterus melalui serviks dan vagina dalam pendarahan yang disebut sebagai menstruasi. Pada siklus estrus endometrium diserap kembali oleh uterus, dan tidak terjadi pendarahan yang banyak (Campbell, 2004 : 141).<br /><br />Menurut Syahrum (1994), perubahan-perubahan yang terjadi pada ovarium selama siklus estrus :<br />1.Selama tidak ada aktifitas seksual (diestrus) terlihat terlihat folikel kecil-kecil (folicle primer)<br />2.Sebelum estrus folikel_folikel ini akan menjkadi besar tetapi akhirnya hanya bsatu yang berisi ovum matang.<br />3.Folikel yangh berisi ovum matang ini akan pecah, telur keluar (ovulasi), saat disebut waktu estrus.<br />4.Kalau telur dibuahi, korpus luteum akan dipertahankan selama kehamilan dan siklus berhenti sampai bayi lahir dan selesai disusui.<br />5.Kalau telur tidak dibuahi, korpus luteum akan berdegenerasi, folikel baru akan tumbuh lagi, siklus diulangi.<br /><br />Kemungkinan fertilisasi semakin besar diperbesar pada sejumlah spesies mamalia (tetapi pada manusia tidak), dengan menimbulkan birahi (estrus) pada betina dan hanya mau kawin ketika mendekati waktu ovulasi. Ovulasi ”birahi” dan perubahan lapisan-lapisan uterus dalam persiapan penerimaan telur yang dibuahi, dikontrol oleh mekanisme endokrin yang rumit (Vilee, 1989 : 73).<br /><br />Pada manusia dan hewan primata lainnya mempunya siklus menstruasi, pada mamalia lain dikenal adanya siklus estrus (estrous cycle). Pada siklus estrus lapisan endometrium yang telah dipersiapkan untuk menerima konsepsi, akan diserap kembali oleh uterus bila tak terjadi pembuahan, sehingga tidak banyak terjadi pendarahan. Pada hewan betina periode seputar ovulasi, vagina mengalami perubahan yang memungkinkan terjadinya perkawinan, periode ini disebut dengan estrus (Anonim, 2006).<br /><br />Siklus menstruasi terjadi pada manusia dan primata. Sedang pada mamalia lain terjadi siklus. Bedanya, pada siklus menstruasi, jika tidak terjadi pembuahan maka lapisan endometrium pada uterus akan luruh keluar tubuh, sedangkan pada siklus uterus jika tidak terjadi pembuahan, endometrium akan direabsorbsi oleh tubuh. Siklus estrus pada bebagai jenis hewan, berbeda-beda begitupun dengan jumlah siklus estrusnya dalam setahun berbeda pula (Rikacute, 2007)<br /><br />Siklus estrus ini terjadi secara berkala. Bila dalam satu tahun hanya satu siklus disebut dengan monoestrus, misalnya menjangan satu kali dalam satu tahun . pada mamalia kecuali primata terjadi berhai pada yang betina disebut estrus {heat), pada saat itu binatang betina siap untuk kawin. Terlihat keadaan betina gelisah<br />(Syahrum, 1994 : 45)<br /><br />Masa satu periode estrus ke estrus berikutnya disebut satu siklus estrus. Kalau terjadi perkawinan dan hamil, maka siklus estrus berhenti sampai bayi lahir. Bila tidak maka siklus jalan terus ( Syahrum, 1994 : 45)<br />Banyak hewan ketika berahi menjadi sangat aktif. Babi dan sapi pada saat berahi berjalan empat atau lima kali lebih banyak dibandingkan dengan sisa masa siklusnya. Aktifitas yang tinggi ini di sebabkan oleh estrogen. Tikus yang berada di dalam kandang berlari secara spontan jauh lebih banyak ketika berahi dibandingkan selama diestrus. Siklus estrus berhubungan erat dengan perubahan organ-organ reproduksi yang berlangsung pada hewan betina (Adnan, 2007 : 45)<br /><br />Hubungan antara siklus vagina , siklus estrus, dan siklus ovarium dalam kaitannya dengan siklus estrus yaitu :<br />a. Siklus vagina :<br />Selama fase estrus atau birahi atau perkembngan folikel yang maksimal, serviks mensekresi lendir dalam jumlah terbesar dan tercair pada manusia terdapat pada saat ovulasi<br />b. Siklus uterus :<br />Selama fase estrus atau birahi ukuran atau histologi uterus tidak pernah<br />statis. Perubahan yng sangat nyata terjadi di endomterium dan kelenjarnya. Selama fase folikuler dari siklus estrus, kelenjar uterus sederhana dan lurus dan sedikit cabang. Penampilan uterus ini menandkn untuk stimulasi estrogen. Selama fase luteal, yakni saat proegesteron beraksi terhadap uterus, endometrium beratambah tebal secara mencolok, diameter dan panjang kelenjar meningkat secara cepat menjadi percabangan dan berkelok-kelok.<br /><br /><br />c. Siklus ovarium:<br />Puncak peristiwa siklus estrus adalah peristiwa pecahnya folikel dan terlepasnya ovum dari ovarium. Pada sapi 75 % mengalami ovulasi 12 sampai 14 jam setelah birahi berakhir, yang lain mengalami ovulasi lebih awal, yaitu 2,5 jam sebelum ovulasi berakhir. Pada wanita akan mengalami ovulasi kira-kira hari ke 14 dari siklus. Pada beberapa hewan, variasi saat ovulasi tidak jelas.<br /><br />Hormon-hormon yang berperan dalam mengatur iklus reproduksi pada manusia dan pengaruhnya yaitu :<br />a. FSH berfungsi merangsang pematangan sel telur dan pembentukan hormon estrogen<br />b. Estrogen berfungsi untuk menghambat terbentuknya FSH dan membentuk LH.<br />c. LH berfungsi untuk merangsang terjadinya ovulasi.<br /><br />Perbedaan siklus menstruasi dengan siklus estrus yaitu :<br />Siklus menstruasi terjadi pada manusia dan primata yang dewasa seksual yang ditandai dengan adanya siklus haid, jika tidak terjadi pembuahan maka lapisan endometrium pada uterus akan luruh keluar tubuh. Sedang pada mamalia lain terjadi siklus estrus. Pada siklus astruns, meliputi empat fase yaitu fase diestrus, proestrus, estrus, dan fase metesterus, jika tidak terjadi pembuahan, endomentrium akan direabsorbsi oleh tubuh.<br /><br /><br />DAFTAR PUSTAKA<br /><br /> Adnan, 2006. Reproduksi dan Embriologi Makassar : Jurusan Biologi FMIPA UNM<br /> Anonim, 2007. Bahwa siklus estrus…. http://www. Madrasah-muallimaat.sch.id. Diakses tanggal 2 November 2007.<br /> Campbell, N. A.2004. Biologi Edisi ke 5 Jilid III. Jakarta : Erlangga.<br /> Syahrum, H. M. 1994. Reproduksi dan Embriologi. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia<br /><br /><br /><br /> Nalbandov, A. V, 1990. Fisiologi Reproduksi Pada Mamalia dan Unggas. Jakarta : Universitas Indonesia.<br /> Rikacute, 2006. Pengaturan Fungsi Reproduksi Betina. http://rikacute.blogspot.com<br />Diakses 2 November 2007.<br /> Vilee, Walker, Barnes, 1973. Zoologi Umum Jilid 1 Edisi Ke 4. Jakarta : ErlanggaGenerasi Biologi-STAIN CRBhttp://www.blogger.com/profile/17956137205590496111noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3114400471880653303.post-43705369238082665942009-06-02T01:07:00.000-07:002009-06-02T01:21:29.776-07:00Makalah Ekologi tentang KomunitasBAB II<br />PEMBAHASAN<br /><br />A. Pengertian Komunitas<br />Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu dan populasi. <br />B. Nama Komunitas<br />Nama komunitas harus dapat memberikan keterangan mengenai sifat-sifat komunitas tersebut. Cara yang paling sederhana, memberi nama itu dengan menggunakan kata-kata yang dapat menunjukkan bagaimana wujud komunitas seperti padang rumput, padang pasir, hutan jati. <br />Cara yang paling baik untuk menamakan komunitas itu adalah dengan mengambil beberapa sifat yang jelas dan mantap, baik hidup maupun tidak. Ringkasannya pemberian nama komunitas dapat berdasarkan :<br />1. Bentuk atau struktur utama seperti jenis dominan, bentuk hidup atau indikator lainnya seperti hutan pinus, hutan agathis, hutan jati, atau hutan Dipterocarphaceae, dapat juga berdasarkan sifat tumbuhan dominan seperti hutan sklerofil<br />2. Berdasarkan habitat fisik dari komunitas, seperti komunitas hamparan lumpur, komunitas pantai pasir, komunitas lautan,dll<br />3. Berdasarkan sifat-sifat atau tanda-tanda fungsional misalnya tipe metabolisme komunitas. Berdasarkan sifat lingkungan alam seperti iklim, misalnya terdapat di daerah tropik dengan curah hujan yang terbagi rata sepanjang tahun, maka disebut hutan hujan tropik.<br />C. Macam-macam Komunitas<br />Di alam terdapat bermacam-macam komunitas yang secara garis besar dapat dibagi dalam dua bagian yaitu:<br />1. Komunitas akuatik <br />Komunitas ini misalnya yang terdapat di laut, di danau, di sungai, di parit atau di kolam<br />2. Komunitas terestrial <br />Yaitu kelompok organisme yang terdapat di pekarangan, di hutan, di padang rumput, di padang pasir, dll.<br /><br />D. Struktur Komunitas<br />Karakter kominitas <br />1. Kualitatif, seperti komposisi, bentuk hidup, fenologi dan vitalitas. <br />Vitalitas menggambarkan kapasitas pertumbuhan dan perkembangbiakan organisme.<br />2. Kuantitatif, seperti Frekuensi, densitas dan densitas relatif.<br /> Frekuensi kehadiran merupakan nilai yang menyatakan jumlah kehadiran suatu spesies di dalam suatu habitat.<br />Densitas (kepadatan) dinyatakan sebagai jumlah atau biomassa per unit contoh, atau persatuan luas/volume, atau persatuan penangkapan<br /><br />3. Sintesis adalah proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung menuju ke satu arah yang berlangsung lambat secara teratur pasti terarah dan dapat diramalkan. Suksesi-suksesi terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam komunitasnya dan memerlukan waktu. Proses ini berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem yang disebut klimas. Dalam tingkat ini komunitas sudah mengalami homoestosis. Menurut konsep mutahir suksesi merupakan pergantian jenis-jenis pioner oleh jenis-jenis yang lebih mantap yang sangat sesuai dengan lingkungannya.<br /> Suksesi dapat dibagi menjadi dua, yaitu :<br /> Suksesi primer yaitu bila ekosistem mengalami gangguan yang berat sekali, sehingga komunitas awal (yang ada) menjadi hilang atau rusak total, menyebabkan ditempat tersebut tidak ada lagi yang tertinggal dan akhirnya terjadilah habitat baru.<br /> Suksesi sekunder yaitu prosesnya sama dengan yang terjadi pada suksesi primer, perbedaannya adalah pada keadaan kerusakan ekosistem atau kondisi awal pada habitatnya. Ekologi tersebut mengalami gangguan, akan tetapi tidak total, masih ada komunitas yang tersisa.<br />E. Interaksi <br />Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari komunitas dan antara komponennya saling berhubungan melalui keragaman interaksinya. Interaksi antarkomponen ekologi dapat merupakan interaksi antarorganisme, antarpopulasi, dan antarkomunitas.<br />1. Interaksi antar organisme<br />Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap individu akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis, baik individu dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi lain. Interaksi demikian banyak kita lihat di sekitar kita.<br />Interaksi antar organisme dalam komunitas ada yang sangat erat dan ada yang kurang erat. Interaksi antarorganisme dapat dikategorikan sebagai berikut.<br /> Netral adalah hubungan tidak saling mengganggu antarorganisme dalam habitat yang sama yang bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak, disebut netral. Contohnya : antara capung dan sapi.<br /> Predasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator). Hubungan ini sangat erat sebab tanpa mangsa, predator tak dapat hidup. Sebaliknya, predator juga berfungsi sebagai pengontrol populasi mangsa. Contoh : Singa dengan mangsanya, yaitu kijang, rusa,dan burung hantu dengan tikus.<br /> Parasitisme adalah hubungan antarorganisme yang berbeda spesies, bilasalah satu organisme hidup pada organisme lain dan mengambil makanan dari hospes/inangnya sehingga bersifat merugikan inangnya. Contoh : Plasmodium dengan manusia, Taeniasaginata dengan sapi, dan benalu dengan pohon inang. <br /> Komensalisme adalah merupakan hubunganantara dua organisme yang berbeda spesies dalam bentuk kehidupan bersama untuk berbagi sumber makanan; salah satu spesies diuntungkan dan spesies lainnya tidak dirugikan. Contohnya anggrek dengan pohon yang ditumpanginya.<br /> Mutualisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Contoh, bakteri Rhizobium yang hidup pada bintil akar kacang-kacangan.<br />2. Interaksi Antarpopulasi<br />Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi secara langsung atau tidak langsung dalam komunitasnya.Contoh interaksi antarpopulasi adalah sebagai berikut.<br />Alelopati merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik. Pada mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa.Contoh, jamur Penicillium sp. dapat menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.<br />Kompetisi merupakan interaksi antarpopulasi, bila antarpopulasi terdapat kepentingan yang sama sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Contoh, persaingan antara populasi kambing dengan populasi sapi di padang rumput.<br />3. Interaksi Antar Komunitas<br />Komunitas adalah kumpulan populasi yang berbeda di suatu daerah yang sama dan saling berinteraksi. Contoh komunitas, misalnya komunitas sawah dan sungai. Komunitas sawah disusun oleh bermacam-macam organisme, misalnya padi, belalang, burung, ular, dan gulma. Komunitas sungai terdiri dari ikan, ganggang, zooplankton, fitoplankton, dan dekomposer. Antara komunitas sungai dan sawah terjadi interaksi dalam bentuk peredaran nutrien dari air sungai ke sawah dan peredaran organisme hidup dari kedua komunitas tersebut.<br />Interaksi antarkomunitas cukup komplek karena tidak hanya melibatkan organisme, tapi juga aliran energi dan makanan. Interaksi antarkomunitas dapat kita amati, misalnya pada daur karbon. Daur karbon melibatkan ekosistem yang berbeda misalnya laut dan darat. <br />4. Interaksi Antarkomponen Biotik dengan Abiotik<br />Interaksi antara komponen biotik dengan abiotik membentuk ekosistem. Hubunganantara organisme dengan lingkungannya menyebabkan terjadinya aliran energi dalam sistem itu. Selain aliran energi, di dalam ekosistem terdapat juga struktur atau tingkat trofik, keanekaragaman biotik, serta siklus materi. <br />Dengan adanya interaksi-interaksi tersebut, suatu ekosistem dapat mempertahankan keseimbangannya. Pengaturan untuk menjamin terjadinya keseimbangan ini merupakan ciri khas suatu ekosistem. Apabila keseimbangan ini tidak diperoleh maka akan mendorong terjadinya dinamika perubahan ekosistem untuk mencapai keseimbangan baru.<br /><br /><br />BAB III<br />KESIMPULAN<br /><br />Dari pemaparan isi makalah di atas, kami dapat menyimpulkan sebagai berikut :<br />Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. <br />Cara penamaan suatu komunitas harus dapat memberikan keterangan mengenai sifat-sifat komunitas tersebut seperti bentuk atau struktur utama (jenis yang didominan), berdasarkan habitat fisik dari komunitas, atau pun berdasarkan sifat-sifat atau tanda-tanda fungsionalnya.<br />Macam-macam dari komunitas yaitu komunitas akuantik dan komunitas terestrial.<br />Yang menyusun dari suatu komunitas yaitu karakter komunitas seperti kualitatif, kuantitatif, dan sintesis, <br />Dan interaksi pada ekosistem dibagi menjadi empet, yaitu interaksi antar organisme, interaksi antar populasi, interaksi antar komunitas, dan interaksi antar komponen biotik dengan abiotik.<br /><br /><br />DAFTAR PUSTAKA<br /> Irwan, Djamal Zoer’aini, 2003, Prinsip-prinsip Ekologi dan Organisasi Ekologi Komunitas dan Lingkungan, Jakarta: Bumi Aksara<br />http://free.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi<br />http://rantanie.blogspot.com/2009/04/ekologi-hubungan-dengan-ilmu-lain.htmlGenerasi Biologi-STAIN CRBhttp://www.blogger.com/profile/17956137205590496111noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3114400471880653303.post-28880246405021040532009-05-28T02:33:00.001-07:002009-05-28T02:34:56.666-07:00Mat.Kul Reproduksi dan embriologi<p class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0in 0pt 0.25in; text-indent: -0.25in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="IN"><span style="font-size: small;">PROSES REPRODUKSI PADA MANUSIA</span></span></p><p class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0in 0pt 0.25in; text-indent: -0.25in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="IN"><span style="font-size: small;">Proses reproduksi pada manusia meliputi:</span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0in 0pt 0.25in; text-indent: -0.25in; line-height: 150%; text-align: justify;"><strong style=""><span style="font-family: Arial;" lang="IN"><span style="font-size: small;">A.<span style=""> </span> Spermatogenesis</span> </span> </strong></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0.5in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="IN"><span style="font-size: small;">Proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa disebut spermatogenesis. Pada tubulus seminiferus testis terdapat sel-sel induk spermatozoa atau spermatogonium, sel Sertoli yang berfungsi memberi makan spermatozoa juga sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus yang berfungsi menghasilkan testosteron. Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon.</span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0.5in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="IN"><span style="font-size: small;"><span id="more-60"></span> </span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0.5in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="IN"><span style="font-size: small;">Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon perangsang folikel (Folicle Stimulating Hormone/FSH) dan hormon lutein (Luteinizing Hormone/LH). LH merangsang sel Leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada masa pubertas, androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder. FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang akan memacu spermatogonium untuk memulai proses spermatogenesis. Proses pemasakan spermatosit menjadi spermatozoa disebut spermiogenesis. Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu selama 2 hari. </span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0.5in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="IN"><span style="font-size: small;">Proses Spermatogenesis : Spermatogonium berkembang menjadi sel spermatosit primer. Sel spermatosit primer bermiosis menghasilkan spermatosit sekunder, spermatosit sekunder membelah lagi menghasilkan spermatid, spermatid berdiferensiasi menjadi spermatozoa masak. Bila spermatogenesis sudah selesai, maka ABP testosteron (Androgen Binding Protein Testosteron) tidak diperlukan lagi, sel sertoli akan menghasilkan hormon inhibin untuk memberi umpan balik kepada hipofisis agar menghentikan sekresi FSH dan LH.</span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="IN"><span style="font-size: small;"> </span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0.5in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="IN"><span style="font-size: small;">Spermatozoa akan keluar melalui uretra bersama-sama dengan cairan yang dihasilkan oleh kelenjar vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar cowper. Spermatozoa bersama cairan dari kelenjar-kelenjar tersebut dikenal sebagai semen atau air mani. Pada waktu ejakulasi, seorang laki-laki dapat mengeluarkan 300 - 400 juta sel spermatozoa.</span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0in 0pt; line-height: 150%; text-align: justify;"><strong style=""><span style="font-family: Arial;" lang="IN"><span style="font-size: small;"> </span> </span> </strong></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><strong style=""><span style="font-family: Arial;" lang="IN">B. Oogenesis</span> </strong> <span style="font-family: Arial;" lang="IN"> </span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0.5in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="IN"><span style="font-size: small;">Di dalam ovarium janin sudah terkandung sel pemula atau oogonium. Oogonium akan berkembang menjadi oosit primer. Saat bayi dilahirkan oosit primer dalam fase profase pada pembelahan meiosis. Oosit primer kemudian mengalami masa istirahat hingga masa pubertas. </span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0.5in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="IN"><span style="font-size: small;">Pada masa pubertas terjadilah oogenesis. Oosit primer membelah secara meiosis, menghasilkan 2 sel yang berbeda ukurannya. Sel yang lebih kecil, yaitu badan polar pertama membelah lebih lambat, membentuk 2 badan polar. Sel yang lebih besar yaitu oosit sekunder, melakukan pembelahan meiosis kedua yang menghasilkan ovum tunggal dan badan polar kedua. Ovum berukuran lebih besar dari badan polar kedua. </span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0.5in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="IN"><span style="font-size: small;">Pengaruh Hormon dalam Oogenesis. Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon FSH yang merangsang pertumbuhan sel-sel folikel di sekeliling ovum. Ovum yang matang diselubungi oleh sel-sel folikel yang disebut Folikel Graaf, Folikel Graaf menghasilkan hormon estrogen. Hormon estrogen merangsang kelenjar hipofisis untuk mensekresikan hormon LH, hormon LH merangsang terjadinya ovulasi. Selanjutnya folikel yang sudah kosong dirangsang oleh LH untuk menjadi badan kuning atau korpus luteum. Korpus luteum kemudian menghasilkan hormon progresteron yang berfungsi menghambat sekresi DSH dan LH. Kemudian korpus luteum mengecil dan hilang, sehingga aklurnya tidak membentuk progesteron lagi, akibatnya FSH mulai terbentuk kembali, proses oogenesis mulai kembali.</span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0.5in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="IN"><span style="font-size: small;">Catatan : Pada laki-laki spermatogenesis terjadi seumur hidup, dan pelepasan spermatozoa dapat terjadi setiap saat. Pada wanita, ovulasi hanya berlangsung sampai umur sekitar 45 - 5O tahun. Seorang wanita hanya mampu menghasilkan paling banyak 400 ovum selama hidupnya, meskipun ovarium seorang bayi perempuan sejak lahir sudah berisi 500 ribu sampai 1 juta oosit primer.</span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0in 0pt 0.25in; text-indent: -0.25in; line-height: 150%; text-align: justify;"><strong style=""><span style="font-family: Arial;" lang="IN"><span style="font-size: small;"> </span> </span> </strong></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0in 0pt 0.25in; text-indent: -0.25in; line-height: 150%; text-align: justify;"><strong style=""><span style="font-family: Arial;" lang="IN"><span style="font-size: small;">C.<span style=""> </span> Siklus Menstruasi</span> </span> </strong></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0.5in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial;" lang="IN">Setiap bulan wanita melepaskan satu sel telur dari salah satu ovariumnya. </span> <span style="font-family: Arial;" lang="SV">Bila sel telur ini tidak mengalami pembuahan maka akan terjadi perdarahan (menstraasi). </span> <span style="font-family: Arial;" lang="IN">Menstruasi terjadi secara perfodik satu bulan sekali. Saat wanita tidak mampu lagi melepaskan ovum karena sudah habis tereduksi, menstruasi pun menjadi tidak teratur lagi, sampai kemudian terhenti sama sekali. Masa ini disebut menopause.</span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0.5in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="IT"><span style="font-size: small;">Siklus menstruasi terjadi pada manusia dan primata. Sedang pada mamalia lain terjadi siklus estrus. Bedanya, pada siklus menstruasi, jika tidak terjadi pembuahan maka lapisan endometrium pada uterus akan luruh keluar tubuh, sedangkan pada siklus estrus, jika tidak terjadi pembuahan, endomentrium akan direabsorbsi oleh tubuh. </span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0.5in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial;" lang="IT">Umumnya siklus menstruasi terjadi secara periodik setiap 28 hari (ada pula setiap 21 hari dan 30 hari) yaitu sebagai berikut : </span> <span style="font-family: Arial;" lang="IN">Pada hari 1 sampai hari ke-14 terjadi pertumbuhan dan perkembangan folikel primer yang dirangsang oleh hormon FSH. Pada seat tersebut sel oosit primer akan membelah dan menghasilkan ovum yang haploid. Saat folikel berkembang menjadi folikel Graaf yang masak, folikel ini juga menghasilkan hormon estrogen yang merangsang keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen yang keluar berfungsi merangsang perbaikan dinding uterus yaitu endometrium yang habis terkelupas waktu menstruasi, selain itu estrogen menghambat pembentukan FSH dan memerintahkan hipofisis menghasilkan LH yang berfungsi merangsang folikel Graaf yang masak untuk mengadakan ovulasi yang terjadi pada hari ke-14, waktu di sekitar terjadinya ovulasi disebut fase estrus. Selain itu, LH merangsang folikel yang telah kosong untuk berubah menjadi badan kuning (Corpus Luteum). Badan kuning menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi mempertebal lapisan endometrium yang kaya dengan pembuluh darah untuk mempersiapkan datangnya embrio. Periode ini disebut fase luteal, selain itu progesteron juga berfungsi menghambat pembentukan FSH dan LH, akibatnya korpus luteum mengecil dan menghilang, pembentukan progesteron berhenti sehingga pemberian nutrisi kepada endometriam terhenti, endometrium menjadi mengering dan selanjutnya akan terkelupas dan terjadilah perdarahan (menstruasi) pada hari ke-28. Fase ini disebut fase perdarahan atau fase menstruasi. Oleh karena tidak ada progesteron, maka FSH mulai terbentuk lagi dan terjadilan proses oogenesis kembali. </span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0in 0pt 1in; line-height: 150%;"><span style="font-family: Arial;" lang="IN"><span style="font-size: small;"> </span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0in 0pt 0.25in; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><strong style=""><span style="font-family: Arial;" lang="IN"><span style="font-size: small;">D.<span style=""> </span> Pembentukan Embrio </span> </span> </strong></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0.5in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="IN"><span style="font-size: small;">Peristiwa fertilisasi terjadi di saat spermatozoa membuahi ovum di tuba fallopii, terjadilah zigot, zigot membelah secara mitosis menjadi dua, empat, delapan, enam belas dan seterusnya. Pada saat 32 sel disebut morula, di dalam morula terdapat rongga yang disebut blastosoel yang berisi cairan yang dikeluokan oleh tuba fallopii, bentuk ini kemudian disebut blastosit. Lapisan terluar blastosit disebut trofoblas merupakan dinding blastosit yang berfungsi untuk menyerap makanan dan merupakan calon tembuni atau ari-ari (plasenta), sedangkan masa di dalamnya disebut simpul embrio (embrionik knot) merupakan calon janin. Blastosit ini bergerak menuju uterus untuk mengadakan implantasi (perlekatan dengan dinding uterus). </span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0.5in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="IN"><span style="font-size: small;">Pada hari ke-4 atau ke-5 sesudah ovulasi, blastosit sampai di rongga uterus, hormon progesteron merangsang pertumbuhan uterus, dindingnya tebal, lunak, banyak mengandung pembuluh darah, serta mengeluarkan sekret seperti air susu (uterin milk) sebagai makanan embrio. </span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0.5in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="IN"><span style="font-size: small;">Enam hari setelah fertilisasi, trofoblas menempel pada dinding uterus (melakukan implantasi) dan melepaskan hormon korionik gonadotropin. Hormon ini melindungi kehamilan dengan cara menstrimulasi produksi hormon estrogen dan progesteron sehingga mencegah terjadinya menstruasi. Trofoblas kemudian menebal beberapa lapis, permukaannya berjonjot dengan tujuan memperluas daerah penyerapan makanan. Embrio telah kuat menempel setelah hari ke-12 dari fertilisasi.1.<span style=""> </span> </span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0.5in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="IN"><span style="font-size: small;">Pembuatan Lapisan Lembaga. Setelah hari ke-12, tampak dua lapisan jaringan di sebelah luar disebut ektoderm, di sebelah dalam endoderm. Endoderm tumbuh ke dalam blastosoel membentuk bulatan penuh. Dengan demikian terbentuklah usus primitif dan kemudian terbentuk Pula kantung kuning telur (Yolk Sac) yang membungkus kuning telur. Pada manusia, kantung ini tidak berguna, maka tidak berkembang, tetapi kantung ini sangat berguna pada hewan ovipar (bertelur), karena kantung ini berisi persediaan makanan bagi embrio. </span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0.5in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="IN"><span style="font-size: small;">Di antara lapisan ektoderm dan endoderm terbentuk lapisan mesoderm. Ketiga lapisan tersebut merupakan lapisan lembaga (Germ Layer). Semua bagian tubuh manusia akan dibentuk oleh ketiga lapisan tersebut. Ektoderm akan membentuk epidermis kulit dan sistem saraf, endoderm membentuk saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan, mesoderm membentuk antara lain rangka, otot, sistem peredaran darah, sistem ekskresi dan sistem reproduksi.</span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="IN"><span style="font-size: small;"><span style=""> </span> <span style=""> </span> Membran (Lapisan Embrio). Terdapat 4 macam membran embrio, yaitu :</span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="IN"><span style="font-size: small;">a.<span style=""> </span> Kantung Kuning Telur (Yolk Sac)</span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="IN"><span style="font-size: small;">Kantung kuning telur merupakan pelebaran endodermis berisi persediaan makanan bagi hewan ovipar, pada manusia hanya terdapat sedikit dan tidak berguna.</span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="IN"><span style="font-size: small;"><span style=""> </span> </span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="SV"><span style="font-size: small;">b.<span style=""> </span> Amnion</span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="SV"><span style="font-size: small;">Amnion merupakan kantung yang berisi cairan tempat embrio mengapung, gunanya melindungi janin dari tekanan atau benturan.</span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="SV"><span style="font-size: small;"> </span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="IN"><span style="font-size: small;">c.<span style=""> </span> Alantois</span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="IN"><span style="font-size: small;">Pada alantois berfungsi sebagai organ respirasi dan pembuangan sisa metabolisme. Pada mammalia dan manusia, alantois merupakan kantung kecil dan masuk ke dalam jaringan tangkai badan, yaitu bagian yang akan berkembang menjadi tall pusat. </span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="IN"><span style="font-size: small;"> </span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="IN"><span style="font-size: small;">d.<span style=""> </span> Korion</span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="IN"><span style="font-size: small;">Korion adalah dinding berjonjot yang terdiri dari mesoderm dan trofoblas. Jonjot korion menghilang pada hari ke-28, kecuali pada bagian tangkai badan, pada tangkai badan jonjot trofoblas masuk ke dalam daerah dinding uterus membentuk ari-ari (plasenta). Setelah semua membran dan plasenta terbentuk maka embrio disebut janin/fetus.</span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="IN"><span style="font-size: small;"><span style=""> </span> </span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0.5in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="IN"><span style="font-size: small;">Plasenta atau Ari-Ari. Plasenta atau ari-ari berbentuk seperti cakram dengn garis tengah 20 cm, dan tebal 2,5 cm. Ukuran ini dicapai pada waktu bayi akan lahir tetapi pada waktu hari 28 setelah fertilisasi, plasenta berukuran kurang dari 1 mm. Plasenta berperan dalam pertukaran gas, makanan dan zat sisa antara ibu dan fetus. Pada sistem hubungan plasenta, darah ibu tidak pernah berhubungan dengan darah janin, meskipun begitu virus dan bakteri dapat melalui penghalang (barier) berupa jaringan ikat dan masuk ke dalam darah janin.</span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0.5in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="IN"><span style="font-size: small;">Catatan : Makin tua kandungan, jumlah estrogen di dalam darah makin banyak, progesteron makin sedikit. Hal ini berhubungan dengan sifat estrogen yang merangsang uterus untuk berkontraksi, sedangkan progesteron mencegah kontraksi uterus. Hormon oksitosin yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis jugs berperan dalam merangsang kontraksi uterus menjelang persalinan. Progesteron dan estrogen juga merangsang pertumbuhan kelenjar air susu, tetapi setelah kelahiran hormon prolaktin yang dihasilkan kelenjar hipoftsislah yang merangsang produksi air susu.</span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0.5in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="IN"><span style="font-size: small;"> </span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; line-height: 150%; text-align: justify;"><strong style=""><span style="font-family: Arial;" lang="IN"><span style="font-size: small;">E. Kontrasepsi</span> </span> </strong></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0.5in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="IN"><span style="font-size: small;">Kontrasepsi adalah suatu cara yang bertujuan mencegah terjadinya pembuahan, terdapat beberapa metode, antara lain:</span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-indent: 0.5in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="IN"><span style="font-size: small;"> </span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="IN"><span style="font-size: small;">a.<span style=""> </span> Tanpa Alat Bantu</span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="IN"><span style="font-size: small;">Dengan cara tidak melakukan koitus pada masa subur wanita (hari 12 - 16 siklus haid). Cara ini dikenal dengan nama sistem kalender atau abstinensi.</span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="IN"><span style="font-size: small;"> </span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="IN"><span style="font-size: small;">b.<span style=""> </span> Menggunakan Alat Bantu</span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="IN"><span style="font-size: small;">Mencegah pertemuan ovum dengan spermatozoa, dapat dilakukan dengan berbagai alat bantu, misalnya : kondom, spiral, jelly, dan lain-lain.</span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt 0.25in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="IN"><span style="font-size: small;"> </span> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="IN"><span style="font-size: small;">c.<span style=""> </span> Sterilisasi</span> </span></p> <span style="font-family: Arial;" lang="IN"><span style="font-size: small;">Sterilisasi dilakukan dengan mengikat/memotong saluran vas defereus dikenal dengan istilah vasektomi, atau mengikat/memotong tuba fallopii dikenal dengan istilah tubektomi</span></span>Generasi Biologi-STAIN CRBhttp://www.blogger.com/profile/17956137205590496111noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3114400471880653303.post-66413979452493442902009-05-28T02:10:00.000-07:002009-05-28T02:18:10.579-07:00artikel biologi<div style="text-align: center;"><b><a href="http://www.forumsains.com/artikel/fermentasi-ethanol-oleh-saccharomyces-cerevisiae-the-crabtree-effect/"><b>Fermentasi ethanol oleh Saccharomyces cerevisiae: The Crabtree Effect</b></a></b><br /></div><span style="font-style: italic;"><br /></span><div style="text-align: justify;"><span style="font-style: italic;">Saccharomyces cerevisiae</span> telah lama digunakan dalam industri alkohol dan minuman beralkohol sebab memiliki kemampuan dalam memfermentasi glukosa menjadi ethanol. Hal yang menarik adalah proses fermentasi ethanol pada khamir tersebut berlangsung pada kondisi aerob.<br /><br />Menurut Pasteur, keberadaan oksigen akan menghambat jalur fermentasi di dalam sel khamir sehingga sumber karbon yang ada akan digunakan melalui jalur respirasi. Fenomena ini sering disebut sebagai <span style="font-style: italic;">Pasteur effect</span> (Walker 1998). Pada sel-sel prokariota dan eukariota, <span style="font-style: italic;">Pasteur effect</span> banyak dijumpai, salah satu contoh adalah fermentasi asam laktat oleh sel otot manusia ketika kekurangan oksigen. Berdasarkan fenomena ini, seharusnya produksi ethanol oleh khamir terjadi pada kondisi anaerob. Namun ternyata, <span style="font-style: italic;">Pasteur effect </span> pada sel khamir diamati pada sel yang telah memasuki fase stasioner (<span style="font-style: italic;">resting</span>), sedangkan produksi alkohol terjadi ketika sel berada pada fase pertumbuhan (fase log) (Alexander & Jeffries 1990). Hal inilah yang membuat <span style="font-style: italic;">Pasteur effect</span> diduga bukan fenomena yang terjadi saat produksi ethanol oleh <span style="font-style: italic;">Saccharomyces cerevisiae</span>.<br /><br />Herbert Crabtree pada tahun 1929 menemukan suatu fenomena lain yang terjadi pada sel tumor dimana pada sel tersebut jalur fermentasi dominan terjadi walaupun dalam kondisi aerob (Alexander & Jeffries 1990). Pada tahun 1948, Swanson dan Clifton pertama kali menunjukkan bahwa fenomena tersebut terjadi pada sel <span style="font-style: italic;">Saccharomyces cerevisiae</span> yang sedang tumbuh dan menghasilkan ethanol sebagai produk fermentasi selama terdapat glukosa dalam jumlah tertentu di dalam medium pertumbuhannya (Alexander & Jeffries 1990). Fenomena tersebut awalnya disebut <span style="font-style: italic;">contre-effect Pasteur</span> sebelum istilah <span style="font-style: italic;">Crabtree effect</span> digunakan (de Dekken 1966). <span style="font-style: italic;">Crabtree effect</span> pada khamir dapat diamati ketika medium pertumbuhan mengandung glukosa dalam konsentrasi yang tinggai (diatas 5 mM) (Walker 1998). Berdasarkan de Dekken (1966), <span style="font-style: italic;">Crabtree effect </span>tidak terjadi pada semua khamir, namun hanya pada beberapa species saja, antara lain <span style="font-style: italic;">Saccahromyces cerevisiae</span>, <span style="font-style: italic;">S. chevalieri</span>, <span style="font-style: italic;">S. italicus</span>, <span style="font-style: italic;">S. oviformis</span>, <span style="font-style: italic;">S. pasteurianus</span>, <span style="font-style: italic;">S. turbidans</span>, <span style="font-style: italic;">S. calsbergensis</span>, <span style="font-style: italic;">Schizosaccharomyces pombe</span>, <span style="font-style: italic;">Debaryomyces globosus</span>, <span style="font-style: italic;">Bretanomyces lambicus</span>, <span style="font-style: italic;">Torulopsis dattila</span>, <span style="font-style: italic;">T. glabrata</span>, dan <span style="font-style: italic;">T. colliculosa</span>. Terdapat tiga mekanisme yang menjelaskan <span style="font-style: italic;">Crabtree effect</span>: 1. represi katabolit; 2. inaktivasi katabolit; dan 3. kapasitas respirasi yang terbatas.<br /><br />Represi katabolit terjadi ketika glukosa, atau produk awal metabolisme glukosa, menekan sintesis berbagai enzim respirasi (Fietcher et al. 1981). Namun mekanisme detil, seperti senyawa yang memberikan sinyal untuk menekan sintesis tersebut, masih belum jelas (Walker 1998). Ide awal represi katabolit dicetuskan oleh von Meyenberg pada tahun 1969 (Alexander & Jeffries 1990) yang menumbuhkan <span style="font-style: italic;">S. cerevisiae</span> dalam medium yang mengandung glukosa dengan metode <span style="font-style: italic;">continues culture</span>. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa saat konsentrasi sel rendah, jalur metabolisme yang digunakan adalah respirasi, sedangkan ketika konsentrasi sel telah mencapai suatu angka kritis, fermentasi ethanol terjadi. Dari hasil tersebut diduga pada konsentrasi sel yang rendah, enzim-enzim respirasi masih mencukupi untuk melakukan jalur respirasi, namun saat konsentrasi sel bertambah, konsentrasi enzim tidak bertambah sebab ditekan sintesisnya oleh glukosa, sehingga jalur respirasi terhenti dan digantikan oleh fermentasi. Selain represi terhadap sintesis enzim, konsentrasi gula yang tinggi juga akan mengganggu struktur mitokondria khamir, sebagai contoh hilangnya membran dalam dan kristae. Namun struktur tersebut akan kembali normal saat jalur respirasi menggantikan fermentasi ethanol (Walker 1998). Perubahan struktur tersebut akan menghambat siklus Krebs dan fosforilasi oksidatif yang berlangsung di mitokondria.<br /><br />Inaktivasi katabolit terjadi ketika glukosa menonaktifkan enzim kunci dalam jalur respirasi, contohnya fruktosa 1,6-bifosfatase (FBPase). Inaktivasi terjadi pertama-tama melalui proses fosforilasi enzim, kemudian diikuti dengan pencernaan protein enzim di dalam vakuola (Walker 1998). Mekanisme inaktivasi FBPase pada <span style="font-style: italic;">S. cerevisiae</span> dimulai dengan peningkatan konsentrasi cAMP dan FBPase di dalam sel oleh glukosa. Kenaikan kedua molekul tersebut akan memicu <span style="font-style: italic;">cAMP-dependent protein kinase</span> untuk melakukan fosforilasi terhadap FBPase (Francois et al. 1984).<br /><br />Mekanisme terakhir yang menjelaskan <span style="font-style: italic;">Crabtree effect</span> pada khamir adalah keterbatasan kapasitas respirasi khamir yang diusulkan oleh Bardford & Hall (1979). Kedua peneliti tersebut melakukan penelitian yang mirip dengan von Meyenberg, namun tidak menemukan bukti adanya represi katabolit oleh glukosa. Oleh sebab itu mereka berpendapat bahwa khamir-khamir yang mampu melakukan fermentasi aerob memiliki keterbatasan kapasitas respirasi. Ketika glukosa terdapat dalam konsentrasi tinggi, glikolisis akan berjalan dengan cepat sehingga menghasilkan pyruvat dalam jumlah yang tinggi. Namun keterbatasan khamir tersebut untuk menggunakan pyruvat dalam jalur respirasi selanjutnya (Siklus Krebs dan fosforilasi oksidatif) menyebabkan pyruvat yang tersisa dirubah secara fermentatif menjadi ethanol. Kebalikannya, khamir yang tidak melakukan fermentasi aerob dianggap memiliki kapasitas respirasi yang tidak terbatas sehingga mampu menggunakan seluruh pyruvat yang dihasilkan dari glikolisis walaupun jumlah glukosa di medium tinggi (Alexander & Jeffries 1990).<br /></div><br /><b><br /></b><div style="text-align: center;"><b><a href="http://www.forumsains.com/artikel/merancang-kembali-yang-telah-musnah/"><b>Merancang Kembali Yang Telah Musnah</b></a></b><br /></div><div style="text-align: justify;">Beberapa tahun terakhir ini, dunia biologi membuka harapan besar untuk menghidupkan kembali satwa-satwa yang telah punah setelah Teruhiko Wakayama, seorang profesor biologi asal Jepang berhasil membuat kloning dari seekor mencit yang telah beku selama dua dekade. Para ahli genetika dan biologi molekuler pun berusaha untuk melakukan terobosan yang lebih spektakuler lagi, yakni merancang kembali makhluk hidup yang telah punah dari muka bumi! Ya, mulai burung Dodo (<span style="font-style: italic;">Raphus cucullatus</span>) yang punah pada akhir abad ke-17, serigala Tasmania (<span style="font-style: italic;">Thylacinus cynocephalus</span>), Quagga (<span style="font-style: italic;">Equus quagga</span>) yang individu terakhirnya mati di kebun binatang Amsterdam tahun 1883, sampai beberapa subspesies dari harimau yang telah punah (<span style="font-style: italic;">Panthera tigris balica</span>, <span style="font-style: italic;">Panthera tigris sondaica</span>), bukan suatu hal yang mustahil lagi bahwa suatu saat nanti mereka akan kembali menjelajahi muka bumi ini. Para ilmuwan di San Diego, misalnya. Bermodal hanya sedikit jaringan yang diambil dari spesimen awetan banteng Jawa yang telah mati selama beberapa tahun, mereka berhasil mengisolasi DNA banteng Jawa tersebut dan memasukkannya ke sel telur sapi biasa. Hasilnya, dua ekor banteng Jawa dilahirkan dari rahim sapi biasa. Metode yang digunakan untuk hal itu adalah dengan meniru metode yang pertama kali dipakai untuk membuat domba kloning pertama, Dolly, yakni mengganti inti sel telur induk angkat dengan inti sel dari hewan yang hendak “dibangun”.<br /><br />National Geographic bulan Mei 2009 ini menyajikan berita yang cukup menarik mengenai usaha para ilmuwan untuk membangkitkan kembali mamooth (ex. <span style="font-style: italic;">Mammuthus primigenius</span>), sejenis gajah raksasa berbulu lebat yang pernah menguasai lingkaran kutub utara puluhan ribu tahun silam. Dengan ditemukannya spesimen utuh seekor bayi mamooth di Siberia dua tahun yang lalu, para ilmuwan berhasil memetakan lebih dari 70% genom mamooth yang merinci banyak hal dasar yang amat diperlukan untuk menghidupkan hewan kembali hewan purba itu. “Saya dulu tertawa mendengar Steven Spielberg (sutradara kawakan yang juga menangani pembuatan film <span style="font-style: italic;">The Lost World</span>) berkata bahwa kloning binatang yang sudah punah tak bisa dihindari. Tapi kini saya tak lagi tertawa, setidaknya menyangkut mamooth. Ini bakal terjadi. Tinggal detailnya saja,” ujar Hendrik Poinar, pakar DNA purbakala dari <span style="font-style: italic;">McMaster University</span>.<br /><br />Dalam kasus membangunkan kembali binatang purba itu, pertama-tama haruslah didapatkan urutan DNA yang lengkap dari hewan punah yang hendak dibuat kembali. Urutan DNA ini amat panjang, bisa jadi terdiri atas milyaran pasangan basa (purin – pirimidin). Selanjutnya, para ilmuwan perlu membuat peta dari genom hewan tersebut. Keseluruhan genom itu kemudian harus diurutkan ulang berkali-kali untuk membuang DNA asing yang bukan berasal dari spesies tersebut. Kemudian, barulah DNA tersebut dikemas dalam benuk kromosom. Setelah memperoleh kromosom yang dapat digunakan, dapatlah dibuat inti sel sintetis yang nantinya (seperti yang diceritakan tadi) akan diselipkan ke sel tanpa inti dari induk angkatnya. Induk angkat tersebut diusahakan berkerabat dekat dengan hewan rancangan tadi, satu genus, atau setidaknya satu famili.<br /><br />Untuk banyak spesies lain yang berlum terlampau jauh rentang waktu kepunahannya, hal itu jauh lebih mudah. Untuk serigala Tasmania, sejauh ini para ilmuwan telah berhasil membangun ulang sebagian besar dari DNA nya, terutama bagian yang membentuk bangun dasar tubuh. Dalam DNA berpenanda radioaktif yang disuntikkan ke tubuh beberapa hewan percobaan, terlihat bahwa DNA yang mengkode pembentukan tulang dan beberapa organ telah berhasil diisolasi. Karena itu, para ilmuwan terus mencari spesimen yang lebih utuh dan segar dari tiap-tiap hewan punah tersebut untuk membangun perpustakaan gen yang lebih lengkap. Pastilah, bicara soal menghidupkan lagi spesies yang telah punah dewasa ini tidak lagi dianggap <span style="font-style: italic;">science-fiction</span> belaka.<br /><br />Percayalah, keberhasilan membangkitkan kembali harimau Jawa, serigala Tasmania, burung Dodo, mamooth, bahkan dinosaurus(?) hanya tinggal menunggu waktu saja. Namun, letak permasalahannya bukanlah di situ, bukan soal teknologinya, tetapi lebih ke soal etis. Ketika kita berhasil mengklon hewan yang telah punah, kita akan mendapatkan hewan yang sebatang kara di kebun binatang, bukan di habitat aslinya yang memang sudah tidak ada. Perlu dipertimbangkan kembali baik dan buruknya membangunkan kembali spesies yang telah punah. Memang, keberhasilan seperti itu akan membawa terobosan yang amat revolusioner di bidang sains, khususnya biologi, akan tetapi secara etis masih banyak sekali yang perlu dipertimbangkan.<br /><br />Entahlah bagaimana akhirnya nanti. Namun saya pribadi yakin bahwa tak lama lagi akan ada banyak spesies punah yang dapat dibangun kembali, tentunya dengan segala kontroversi yang menyertainya!<br /></div>Generasi Biologi-STAIN CRBhttp://www.blogger.com/profile/17956137205590496111noreply@blogger.com0